Seorang personel wajib militer (wamil) Korea Selatan (Korsel) tewas ketika sebuah granat secara tidak sengaja meledak saat sesi latihan militer. Seorang perwira militer juga mengalami luka-luka dalam insiden yang sama.
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/5/2024), Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya menyebut ledakan terjadi pada Selasa (21/5) waktu setempat, sekitar pukul 09.50 waktu setempat, saat latihan berlangsung di salah satu unit militer di Provinsi Chungcheong Selatan, yang berjarak 100 kilometer sebelah selatan Seoul.
Disebutkan bahwa ledakan terjadi "saat latihan melempar granat" hingga membuat dua orang di lokasi mengalami luka-luka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unit militer tersebut dengan cepat membawa kedua korban luka ke rumah sakit militer, namun salah satunya dinyatakan meninggal dunia.
"Personel wajib militer meninggal dunia," sebut Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya.
"Sedang si perwira saat ini menerima perawatan darurat dan dalam kondisi sadarkan diri," imbuh pernyataan tersebut.
Militer Korsel "dengan tulus menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga tentara yang meninggal dunia" dan berencana untuk "menyelidiki penyebab pasti insiden tersebut bekerja sama dengan kepolisian sipil".
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Diketahui bahwa semua pria Korea Selatan yang berbadan sehat dan berusia di bawah 30 tahun harus menjalani wajib militer selama dua tahun, terutama karena negara itu secara teknis masih berperang dengan Korea Utara (Korut) yang memiliki senjata nuklir.
Militer Korsel sangat bergantung pada wajib militer dan layanan wajib militer seringkali melibatkan penempatan di posisi garis depan di perbatasan dengan Korut.
Bagi banyak generasi muda Korsel, kebijakan wajib militer menjadi gangguan yang tidak diinginkan dan sangat dibenci karena mengganggu studi atau karier mereka, terutama di tengah masyarakat yang semakin menua dengan jumlah angkatan kerja semakin berkurang dari tahun ke tahun.
Kematian personel wajib militer yang sedang bertugas menjadi hal yang sensitif bagi pemerintah dan militer Korsel. Kasus kematian seorang marinir tahun lalu saat menjalankan pekerjaan lapangan diwarnai muatan politik, menjelang pemilu legislatif pada April lalu.
Serangkaian insiden penembakan terjadi pada pertengahan tahun 2010-an yang juga melibatkan kasus bunuh diri dan tentara cadangan mengarahkan senjata ke anggota unit militer mereka sendiri.