Tren Baru Anak Muda Korsel, Pelihara Batu untuk Usir Kesepian

Tren Baru Anak Muda Korsel, Pelihara Batu untuk Usir Kesepian

Tim detikcom - detikNews
Senin, 13 Mei 2024 17:26 WIB
Ilustrasi Batu Alam
Ilustrasi (dok. Shutterstock)
Seoul -

Kalangan anak muda di Korea Selatan (Korsel) memiliki hobi baru yang sedang menjadi tren, yakni "memelihara" batu. Dengan merawat "batu peliharaan", mereka yang mengalami kelelahan menemukan kenyamanan dan tidak lagi merasa kesepian dalam hidupnya.

Seperti dilansir South China Morning Post, Senin (13/5/2024), separuh penduduk Korsel hidup sendirian dan memiliki jam kerja terpanjang di dunia, oleh karena itu muncul berbagai upaya untuk mencari cara baru dalam bersantai dalam kehidupan.

Anehnya, hal itu termasuk dengan menggelar pemakaman pura-pura dengan berbaring di peti mati dan menghadiri acara Space-out tahunan di mana orang-orang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik sebagai orang yang tidak melakukan apa pun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tren terbaru yang muncul semakin membawa keanehan yang terjadi ke level terbaru, dengan melibatkan aktivitas menyimpan batu yang diberi nama, diajak berbicara dan diberi pakaian seolah-olah batu itu adalah makhluk hidup.

Beberapa pemilik bahkan menempatkan "batu peliharaan" mereka di tempat tidur dan memijatnya. Dalam video yang viral di TikTok, sebuah "batu peliharaan" tampak dibungkus dengan handuk, diberi alas bedak dengan lembut, dipasangi alis serta diberi mata dan bibir yang besar.

ADVERTISEMENT

"Batu peliharaan" itu bahkan dijual dengan harga antara US$ 7,50 (Rp 120 ribu) hingga US$ 11 (Rp 176 ribu). Menurut salah satu penjualnya, lebih dari 300 unit "batu peliharaan" terjual setiap bulan dan pembelinya rata-rata merupakan wanita berusia 20-an hingga 30-an tahun.

Salah satu warga Korsel bernama Lee (30) yang memiliki "batu peliharaan" menuturkan dirinya mengidentifikasi batu yang dipeliharanya sebagai perempuan, memasangkan mata pada batu itu dan membuatkan selimut dari handuk bekas.

"Saya terkadang mengeluh tentang betapa melelahkan hari yang saya jalani di tempat kerja," tutur Lee yang berprofesi sebagai peneliti farmasi ini saat berbicara kepada Wall Street Journal.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Seorang warga Korsel lainnya, Koo (33), yang merupakan pekerja kantoran di Seoul mengatakan bahwa "batu peliharaan" memberikan ketenangan pada hidupnya.

"Ada rasa tenang, mengetahui bahwa batu alam ini telah mengalami banyak hal seiring berjalannya waktu hingga mencapai kondisi saat ini," ucapnya. Koo selalu membawa "batu peliharaan" miliknya di kantong dan mengajaknya bepergian ke gym atau jalan-jalan.

Bagi sebagian orang lainnya, aspek paling menarik dari memelihara batu adalah tidak ada tuntutan.

"Saya suka memiliki bantu peliharaan karena saya tidak perlu khawatir untuk memberi makan atau mengajaknya berjalan-jalan," ucap seorang warga yang juga memiliki "batu peliharaan" dalam wawancara dengan The Korea Herald.

Tren memelihara batu ini juga dilakukan oleh banyak bintang K-Pop, yang beberapa memposting foto "batu peliharaan" mereka di media sosial.

Tren "batu peliharaan" di Korsel menjadi salah satu dari rentetan tren terbaru yang muncul di Asia. Beberapa waktu lalu, anak muda di China beramai-ramai memelihara biji mangga seperti hewan peliharaan, mulai dari merawat "rambut" yang tumbuh pada biji mangga itu hingga membuat jurnal tentang biji mangga itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads