Militer Israel mengerahkan tank-tanknya ke wilayah Rafah, ujung selatan Jalur Gaza yang sedang dilanda perang, dan mengambil alih kendali atas perlintasan perbatasan dengan Mesir. Langkah tersebut dilakukan Tel Aviv saat potensi invasi darat terhadap Rafah, yang sejak lama digaungkan, semakin dekat.
Seperti dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), pengerahan militer ke sektor timur kota Rafah yang penuh sesak, terjadi sehari setelah Israel memperingatkan warga Palestina di wilayah itu untuk mengungsi menjelang operasi darat yang sudah sejak lama mengancam area tersebut.
Rekaman video yang dirilis militer Israel menunjukkan tank-tank yang mengibarkan bendera Israel mengambil alih "kendali operasional" atas perlintasan perbatasan di sisi wilayah Palestina.
Disebutkan oleh militer Israel bahwa pengerahan itu "memiliki cakupan yang sangat terbatas terhadap sasaran yang sangat spesifik".
Pengerahan tank ke Rafah ini terjadi saat perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza memasuki bulan ke-8, sejak pertama kali pecah pada Oktober tahun lalu.
Laporan koresponden AFP menyebut pengeboman besar-besaran mengguncang Rafah pada Senin (6/5) malam. Rumah sakit Kuwait di Rafah melaporkan pihaknya menerima sedikitnya 23 korban tewas, sedangkan rumah sakit Najjar menyebut empat korban tewas dibawa ke rumah sakitnya.
Rentetan kekerasan terbaru di Rafah ini terjadi setelah empat tentara Israel tewas dalam serangan roket di area perlintasan perbatasan Kerem Shalom, yang menghubungkan Israel dengan Jalur Gaza bagian selatan, pada Minggu (5/5).
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu. Mereka juga mengklaim kembali menembaki pasukan Israel di area Kerem Shalom pada Selasa (7/5) waktu setempat.
(nvc/ita)