Arab Saudi terus mendorong Israel untuk menyepakati gencatan senjata dalam perang melawan Hamas yang terus berkecamuk di wilayah Jalur Gaza. Saudi juga mengupayakan agar lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke daerah kantong Palestina tersebut yang dilanda perang selama lebih dari enam bulan terakhir.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (24/4/2024), pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dalam wawancara khusus dengan Al Arabiya pekan ini, di sela-sela menghadiri forum keamanan tingkat tinggi Dewan Kerja Sama Uni Eropa-Teluk di Luksemburg.
Lebih lanjut ditekankan oleh Pangeran Faisal bahwa kesepakatan antara Hamas dan Israel harus mencakup gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara itu, Pangeran Faisal juga mengungkapkan bahwa beberapa negara di Uni Eropa telah melakukan pembicaraan mengenai pengakuan Negara Palestina secara resmi. Menurut Pangeran Faisal, hal tersebut menjadi langkah positif dalam mencapai perdamaian di kawasan.
"Kami mengharapkan langkah yang diambil oleh setidaknya beberapa negara Eropa ini pada akhirnya akan diikuti oleh negara-negara lainnya," cetusnya.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah semakin meningkat sejak Oktober tahun lalu, ketika Hamas menyerang wilayah Israel bagian selatan, yang memicu rentetan serangan Tel Aviv terhadap Jalur Gaza yang dikuasai kelompok militan Palestina tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Lebih dari 34.000 orang dilaporkan tewas akibat rentetan serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza selama enam bulan terakhir. Kebanyakan korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Tel Aviv juga mencegah masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke dalam wilayah Jalur Gaza.
Langkah itu memicu kemarahan global dari kelompok-kelompok HAM internasional, karena dianggap berpotensi menimbulkan ancaman kelaparan di seluruh daerah kantong Palestina tersebut.