Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serangan ke Israel

Iran Tutup Fasilitas Nuklir Usai Serangan ke Israel

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 16 Apr 2024 13:38 WIB
FILE - In this photo released by the Iranian Presidents Office, then-Iranian President Mahmoud Ahmadinejad, center, visits the Natanz Uranium Enrichment Facility near Natanz, Iran, April 8, 2008. A new underground facility at the Natanz enrichment site may put centrifuges beyond the range of a massive so-called β€œbunker buster” bomb earlier developed by the U.S. military, according experts and satellite photos analyzed by The Associated Press in May 2023. (Iranian Presidents Office via AP, File)
Ilustrasi -- fasilitas nuklir Iran (Foto: Iranian President's Office/AP Photo)
Jakarta -

Otoritas Iran untuk sementara waktu menutup fasilitas nuklirnya setelah serangan rudal dan drone besar-besaran terhadap Israel pada akhir pekan lalu. Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan karena pertimbangan keamanan.

Berbicara kepada wartawan di sela-sela pertemuan Dewan Keamanan PBB, Ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi ditanya apakah dia khawatir tentang kemungkinan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai pembalasan atas serangan Iran ke Israel.

"Kami selalu khawatir dengan kemungkinan ini. Apa yang bisa saya sampaikan kepada Anda adalah bahwa para pemeriksa kami di Iran diberitahu oleh pemerintah Iran bahwa kemarin (Minggu), semua fasilitas nuklir yang kami periksa setiap hari akan tetap ditutup karena pertimbangan keamanan," ujar kepala pengawas nuklir PBB tersebut pada Senin (15/4) waktu setempat, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (16/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fasilitas-fasilitas nuklir tersebut akan dibuka kembali pada hari Senin waktu setempat, kata Grossi, tetapi para pengawas nuklir PBB baru akan kembali keesokan harinya.

"Saya memutuskan untuk tidak membiarkan para inspektur kembali sampai kami melihat situasi benar-benar tenang," tambahnya, sambil menyerukan "pengendalian diri yang ekstrem".

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, militer Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada malam hari dari Sabtu hingga Minggu lalu sebagai pembalasan atas serangan udara terhadap gedung konsulatnya di Damaskus, Suriah yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran, dua di antaranya adalah jenderal.

Israel dan sekutu-sekutunya menembak jatuh sebagian besar senjata tersebut, dan serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil. Namun, kekhawatiran mengenai potensi pembalasan Israel tetap memicu kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang besar-besaran.

Simak Video 'Israel Bakal Beri Respons Soal Serangan Iran':

[Gambas:Video 20detik]



Israel sebelumnya telah melakukan operasi terhadap situs-situs nuklir di wilayah Timur Tengah.

Pada tahun 1981, Israel mengebom reaktor nuklir Osirak di Irak semasa kepresidenan mendiang Saddam Hussein, meskipun ada tentangan dari Washington. Dan pada tahun 2018, Israel telah melancarkan serangan udara rahasia terhadap reaktor nuklir di Suriah 11 tahun sebelumnya.

Israel juga dituduh oleh Teheran telah membunuh dua fisikawan nuklir Iran pada tahun 2010, dan menculik seorang lagi pada tahun sebelumnya.

Juga pada tahun 2010, serangan siber canggih yang menggunakan virus Stuxnet, yang dikaitkan oleh Teheran dengan Israel dan Amerika Serikat, menyebabkan serangkaian kerusakan pada mesin sentrifugal Iran yang digunakan untuk pengayaan uranium.

Israel selama ini menuduh Iran ingin memproduksi bom atom, namun Teheran membantahnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads