Kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengklaim telah menargetkan sekelompok tentara Israel, yang menyeberangi perbatasan Lebanon, dengan bahan peledak. Militer Israel melaporkan empat tentaranya mengalami luka-luka dalam serangan di dalam wilayah Lebanon tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (16/4/2024), ini merupakan pertama kalinya Hizbullah mengklaim serangan semacam itu selama enam bulan serangan lintas perbatasan marak antara kelompok tersebut dengan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
"Kami bisa mengonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi di dalam wilayah Lebanon," tutur juru bicara militer Israel, yang tidak disebut namanya, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Israel mengatakan pada Senin (15/4) waktu setempat bahwa empat tentaranya mengalami luka-luka akibat ledakan semalam "di area perbatasan utara". Salah satu tentara Israel disebut mengalami luka parah.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok Hizbullah mengatakan pihaknya meledakkan "sejumlah alat peledak" yang menargetkan para tentara yang menyeberangi perbatasan memasuki wilayah Lebanon.
Para petempur, sebut Hizbullah dalam pernyataannya, telah "menanam peledak di area Tal Ismail" di dalam wilayah Lebanon dan meledakkannya setelah tentara Israel menyeberangi perbatasan.
Insiden ini terjadi ketika ketegangan regional meningkat setelah Iran melancarkan serangan drone dan rudal terhadap wilayah Israel akhir pekan lalu, sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap gedung Konsulat Teheran di Damaskus pada awal April.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Situasi Memanas, IAEA Bicara Potensi Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran':
Aksi saling serang antara militer Israel dan Hizbullah sebagian besar hanya terjadi di area perbatasan. Laporan AFP menyebut sedikitnya 364 orang tewas di Lebanon, dengan kebanyakan merupakan petempur Hizbullah dan termasuk 70 warga sipil.
Sementara di Israel, militer setempat melaporkan bahwa 10 tentara dan delapan warga sipil tewas sejak ketegangan meningkat.
Puluhan ribu warga sipil meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan sebagai imbas dari maraknya serangan lintas perbatasan tersebut.