Pemerintah Israel mengumumkan akan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan "sementara" ke Jalur Gaza bagian utara yang berada di ambang bencana kelaparan. Tel Aviv akan membuka akses dari pelabuhan Ashdod dan perlintasan perbatasan Erez demi memungkinkan penyaluran bantuan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (5/4/2024), pengumuman itu disampaikan Israel beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS), sekutunya, memberikan peringatan keras akan adanya perubahan kebijakan mengenai perang Gaza jika Tel Aviv tidak mengubah pendekatan perang melawan Hamas.
Dalam percakapan telepon selama 30 menit pada Kamis (4/4) waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengultimatum Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa kebijakan Washington terhadap Tel Aviv bergantung pada perlindungan warga sipil dan relawan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Ultimatum Biden itu menjadi isyarat pertama soal kemungkinan pembatasan dukungan militer AS terhadap Israel.
Beberapa jam setelah itu, pada tengah malam waktu Yerusalem, pemerintah Israel mengumumkan pihaknya akan membuka lebih banyak rute bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang diblokade.
Kantor PM Israel dalam pernyataannya mengatakan bahwa kabinet perang Tel Aviv mengizinkan penyaluran bantuan "sementara" melalui Pelabuhan Ashdod dan perlintasan perbatasan darat Erez, serta peningkatan pengiriman dari negara tetangga Yordania melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom.
Gedung Putih dengan cepat menyambut baik langkah tersebut -- dan menyebutnya "atas permintaan presiden" -- dan mengatakan bahwa langkah itu "sekarang harus dilaksanakan secara menyeluruh dan dengan cepat".
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)