Israel Dituduh Gempur Konvoi Relawan di Gaza Secara Sistematis

Israel Dituduh Gempur Konvoi Relawan di Gaza Secara Sistematis

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 04 Apr 2024 11:03 WIB
Gaza City -

Pendiri badan amal bantuan pangan World Central Kitchen (WCK), Jose Andres, menolak klaim Israel yang menyebut serangan udara yang menewaskan tujuh relawan kemanusiaan di Jalur Gaza dilakukan secara tidak sengaja. Andres menuduh militer Israel menyerang konvoi relawan kemanusiaan "secara sistematis".

Dia bahkan menyebut bahwa militer Israel telah mengetahui secara jelas pergerakan para relawan kemanusiaan yang bekerja untuk WCK di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/4/2024), Andres yang seorang selebriti chef berbasis di Amerika Serikat (AS) ini menyampaikan pernyataan emosional dalam wawancara dengan Reuters, menanggapi kematian tujuh relawan yang bekerja untuk WCK di Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuduh Israel telah menargetkan para relawan WCK di Jalur Gaza "secara sistematis, mobil demi mobil" dalam serangan pada awal pekan ini.

Berbicara via video, Andres mengungkapkan bahwa WCK yang didirikan dan dipimpin olehnya telah menjalin komunikasi yang jelas dengan militer Israel, yang menurutnya, mengetahui pergerakan para relawan kemanusiaannya di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

"Ini bukan sekadar situasi tidak beruntung di mana 'ups' kami menjatuhkan bom di tempat yang salah," ucap Andres.

"Ini berjarak lebih dari 1,5 kilometer, 1,8 kilometer, dengan konvoi kemanusiaan yang sangat jelas memiliki tanda di bagian atas, di atap mobil, logo yang sangat berwarna-warni yang tentunya sangat kami banggakan. Ini sangat jelas menunjukkan siapa kami dan apa yang kami lakukan," ujarnya.

Dikatakan oleh Andres bahwa militer Israel sebenarnya mengetahui keberadaan konvoi relawan WCK tersebut.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Tujuh relawan itu tewas ketika serangan udara Israel menghantam konvoi kendaraan mereka di kota Deir al-Balah, Jalur Gaza, pada Senin (1/4) waktu setempat. Menurut WCK, ketujuh relawan yang tewas terdiri atas satu warga Australia, tiga warga Inggris, satu warga Polandia, satu warga AS-Kanada, dan satu warga Palestina.

Kematian ketujuh relawan itu menambah daftar panjang relawan kemanusiaan yang tewas di Jalur Gaza sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedikitnya 196 relawan atau pekerja kemanusiaan terbunuh saat menjalani misi kemanusiaan di Jalur Gaza.

Andres lebih lanjut menyerukan penyelidikan terhadap insiden mematikan di Jalur Gaza itu oleh pemerintah AS dan negara asal dari setiap relawan yang tewas.

"Mereka menargetkan kami di zona dekonflik, di wilayah yang dikuasai (militer Israel). Mereka mengetahui bahwa tim kami sedang bergerak di jalanan itu... dengan tiga mobil," ucapnya.

3 Serangan Udara Israel Hantam Konvoi Relawan WCK di Gaza

Ketujuh relawan WCK itu tewas ketika konvoi kendaraan mereka dihantam serangan udara tak lama setelah mereka memantau penyaluran 100 ton makanan yang dibawa ke Jalur Gaza melewati jalur laut.

Militer Israel menyebut serangan yang menewaskan para relawan itu sebagai "kesalahan besar", sedangkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyebutnya "tidak disengaja".

Andres menuturkan bahwa dilaporkan ada lebih dari tiga serangan udara yang menghantam konvoi relawan kemanusiaan WCK tersebut. Dia menolak pernyataan Israel, dan AS, yang menyebut serangan itu tidak disengaja.

"Awalnya saya tegaskan tidak," jawabnya ketika ditanya apakah dirinya menerima penjelasan Israel.

"Bahkan jika kita tidak berkoordinasi (dengan militer Israel), tidak ada negara demokratis dan tidak ada militer yang bisa menargetkan warga sipil dan kelompok kemanusiaan," tegas Andres.

Pendiri WCK: Mobil Relawan Diserang Satu Per Satu oleh Militer Israel

Andres, dalam wawancara dengan Reuters, mengatakan bahwa organisasinya masih mempelajari situasi keamanan di Jalur Gaza sembari mempertimbangkan untuk memulai kembali pengiriman bantuan, setelah menangguhkannya usai serangan mematikan tersebut.

Dia kemudian menggambarkan bagaimana dirinya mengetahui serangan melanda tim relawannya di Jalur Gaza. Dituturkan Andres bahwa awalnya WCK kehilangan kontak dengan tim relawan di Jalur Gaza, dan tidak menyadari apa yang terjadi hingga dirinya melihat foto-foto mayat relawannya.

Menurut Andres, setelah militer Israel menyerang mobil lapis baja pertama, tim relawan berhasil melarikan diri dan berpindah ke mobil kedua yang kemudian juga diserang, sehingga memaksa mereka berpindah ke mobil ketiga.

Para relawan kemanusiaan WCK, sebut Andres, berusaha untuk berkomunikasi guna memperjelas siapa mereka. Andres kembali menegaskan bahwa militer Israel sudah tahu bahwa tim relawan ada di wilayah yang dikuasainya.

Kemudian, lanjut Andres, mobil ketiga dihantam serangan udara. "Dan kita melihat konsekuensinya," ucapnya.

Andres menuturkan bahwa dirinya seharusnya hadir langsung bersama timnya pada saat itu, namun tidak bisa kembali ke Jalur Gaza tepat waktu.

Bulan lalu, WCK yang didirikan oleh Andres tahun 2010 setelah gempa dahsyat Haiti, mulai menyalurkan bantuan pangan kepada warga Palestina yang kelaparan di Jalur Gaza bagian utara melalui koridor maritim dari pelabuhan Siprus. WCK bekerja sama dengan badan amal Spanyol bernama Open Arms.

Dalam aktivitasnya, sebut Andres, WCK dan Open Arms melakukan koordinasi erat dengan militer Israel, juga negara-negara Arab dan negara-negara asing lainnya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads