5 Fakta Eks Pegawai 'Whistleblower' Boeing Ditemukan Tewas

Haris Fadhil - detikNews
Selasa, 12 Mar 2024 21:01 WIB
Ilustrasi Boeing (Foto: AP/Ted S. Warren)
Washington DC -

Seorang mantan pegawai Boeing, John Barnett (62), ditemukan tewas di Amerika Serikat (AS). Ada sejumlah fakta terkait kematian Barnett di tengah isu keselamatan Boeing yang disorot.

Barnett diketahui tewas pada Sabtu (9/3/2024). Berikut lima fakta tewasnya Barnett si Whistleblower yang dirangkum pada Selasa (12/3/2024):

Ditemukan Tewas Jelang Beri Keterangan

Dilansir BBC, Barnett dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi bekas perusahaannya. Setelah pensiun, Barnett memulai tindakan hukum jangka panjang terhadap bekas perusahaan tersebut.

Hingga menjelang kematiannya, Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut. Pekan lalu, Barnett telah memberikan pernyataan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing.

Dia lalu diperiksa silang oleh pengacaranya sendiri. Barnett juga dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada hari Sabtu (9/3).

Namun, dia tidak muncul sehingga berujung penyelidikan dilakukan ke hotelnya. Dia kemudian ditemukan tewas di mobilnya di tempat parkir hotel.

Diduga Akibat Melukai Diri Sendiri

Barnett diduga tewas karena luka yang 'ditimbulkan sendiri' pada 9 Maret. Namun, polisi sedang menyelidiki hal itu.

Polisi tak menjelaskan detail soal luka tersebut. Pihak Barnett menyatakan peristiwa ini sebagai sesuatu yang tragis.

Sosok Barnett

Barnett telah bekerja untuk Boeing selama 32 tahun. Dia pensiun pada tahun 2017 karena masalah kesehatan.

Pada 2010, dia tercatat pernah menjadi quality manager di pabrik Boeing di North Charleston yang memproduksi pesawat 787 Dreamliner. Pesawat itu dikenal canggih dan banyak digunakan untuk penerbangan jarak jauh.

Eks pegawai Boeing, John Barnett, yang ditemukan tewas (ABC News)

Usai pensiun, Barnett mengajukan klaim pelapor (whistleblower) terhadap Boeing. Dia menuduh perusahaan tersebut melakukan pembalasan terhadapnya karena berulang kali melaporkan kerusakan.

Pada bulan Januari 2024, dia mengatakan kepada ABC News bahwa dia sangat kecewa dengan perusahaan yang pernah dia cintai. Dia mengungkit soal produksi di Boeing dan masalah pada pesawat Boeing 737 MAX yang menjadi fokus pengawasan setelah dua kecelakaan mematikan lima tahun lalu dan insiden baru-baru ini yang melibatkan Alaska Airlines di mana pintu darurat tiba-tiba lepas saat penerbangan.

"Ini adalah masalah Boeing, ini bukan masalah 737. Budaya mereka adalah soal kecepatan, produksi, dan peluncuran pesawat. Masalah apa pun, kekhawatiran apa pun yang Anda kemukakan akan memperlambat mereka," ujarnya.

Masalah Produksi Boeing yang Diungkap

Sebenarnya, apa masalah produksi Boeing yang diungkap Barnett? Pada 2019, dia pernah menyebut kepemimpinan baru di lokasi produksi tempatnya bekerja tidak tidak memahami proses.

Hal itu disampaikan Barnett kepada Corporate Crime Reporter dalam sebuah wawancara pada tahun 2019 tentang bagaimana para petinggi Boeing diduga mengambil jalan pintas agar pesawat 787 mereka yang canggih bisa keluar tepat waktu.

"Mereka mendatangkan orang dari area lain di perusahaan. Tim kepemimpinan baru mulai dari direktur saya hingga - semuanya berasal dari St Louis, Missouri. Mereka bilang mereka semua adalah teman di sana. Seluruh tim itu turun. Mereka berasal dari pihak militer. Kesan saya adalah pola pikir mereka adalah - kami akan melakukannya sesuai keinginan kami. Moto mereka saat itu adalah - kami berada di Charleston dan kami dapat melakukan apapun yang kami inginkan," ujarnya dalam wawancara itu sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

"Mereka mulai menekan kami untuk tidak mendokumentasikan kerusakan, bekerja di luar prosedur, dan mengizinkan pemasangan material yang cacat tanpa diperbaiki. Mereka mulai mengabaikan prosedur dan tidak menjaga kendali konfigurasi pesawat, tidak mengendalikan bagian-bagian yang tidak sesuai - mereka hanya ingin pesawat didorong keluar dan membuat mesin kasir berdering," sambungnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




(haf/haf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork