Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melontarkan kritikan untuk Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terkait pendekatannya dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Biden menilai pendekatan yang diambil Netanyahu justru "lebih merugikan Israel daripada membantu Israel".
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (11/3/2024), kritikan Biden terhadap Netanyahu itu menjadi pertanda semakin menipisnya kesabaran sang Presiden AS terhadap sekutunya.
Dalam wawancara yang disiarkan media MSNBC pada Sabtu (9/3), Biden mengatakan bahwa Netanyahu "memiliki hak untuk membela Israel, hak untuk terus mengejar Hamas". Namun, Biden juga menegaskan bahwa Netanyahu harus mempedulikan hilangnya nyawa-nyawa yang tidak berdosa di Jalur Gaza.
"Dia harus lebih memperhatikan hilangnya nyawa-nyawa tidak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil," cetus Biden merujuk pada Netanyahu.
"Dalam pandangan saya, dia lebih merugikan Israel daripada membantu Israel," tegasnya dalam wawancara tersebut.
Saat krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin parah dan kritikan menghujaninya di dalam negeri, Biden dalam wawancara tersebut menyampaikan pernyataan ambigu dan kontradiktif soal "red line" atas ancaman serangan darat Israel terhadap Rafah di bagian selatan daerah kantong Palestina tersebut.
Biden menyebut serangan Israel terhadap Rafah akan menjadi "red line" bagi Netanyahu, namun dia juga menegaskan tidak akan pernah "meninggalkan Israel".
"Itu adalah red line," ucap Biden merujuk pada ancaman serangan darat Israel terhadap Rafah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/idh)