Presiden Filipina Khawatirkan Manuver China di Laut China Selatan

Presiden Filipina Khawatirkan Manuver China di Laut China Selatan

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 06 Mar 2024 17:08 WIB
Ferdinand
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr (dok. REUTERS/Eloisa Lopez)
Manila -

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa dirinya melihat manuver China di Laut China Selatan dengan "kekhawatiran besar". Hal ini disampaikan setelah terjadinya konfrontasi terbaru antara Manila dan Beijing di perairan strategis yang menjadi sengketa beberapa negara tersebut.

"Kami terus melihat dengan kekhawatiran besar atas berlanjutnya manuver berbahaya dan tindakan berbahaya yang dilakukan terhadap para pelaut kami, penjaga pantai kami," ucap Marcos dalam pernyataan kepada wartawan setempat, seperti dilansir AFP, Rabu (6/3/2024).

Insiden terbaru yang melibatkan kapal Filipina dan China terjadi pada Selasa (5/3) waktu setempat di perairan sekitar Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly, di mana kedua negara itu memperebutkan klaim maritim mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manila menuduh kapal Penjaga Pantai China telah menyebabkan dua tabrakan dengan kapal-kapal Filipina dan salah satunya menembakkan meriam air. Insiden itu membuat empat awak kapal Filipina mengalami luka-luka.

"Saya pikir kita tidak bisa memandang hal ini dengan cara apa pun, kecuali dengan cara yang paling serius," ujar Marcos dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

"Sekali lagi, kami akan menyampaikan keberatan kami dan berharap kami dapat terus berkomunikasi untuk mencari jalan agar tindakan seperti itu tidak lagi terlihat," imbuhnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Otoritas Filipina telah memanggil perwakilan diplomatik China terkait insiden tersebut pada Selasa (5/3) waktu setempat.

Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa Beijing telah menyampaikan "protes keras" atas pertikaian dengan kapal-kapal Filipina tersebut.

China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, dengan mengesampingkan klaim-klaim lainnya dari sejumlah negara Asia Tenggara dan mengabaikan putusan pengadilan internasional yang menyatakan pendirian Beijing tidak berdasar.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads