Otoritas di Vietnam sedang memburu hampir 100 pecandu narkoba yang melarikan diri dari sebuah pusat rehabilitasi milik negara yang penuh sesak.
Di Vietnam, terdapat lebih dari 30.000 pecandu narkoba yang menjalani perawatan wajib di fasilitas-fasilitas pemerintah. Beberapa di antaranya diwajibkan oleh undang-undang untuk menghabiskan waktu hingga dua tahun di dalam fasilitas tersebut.
Sebagian besar dari mereka menjalani perawatan tersebut di pusat-pusat rehabilitasi yang kelebihan beban, dan di masa lalu pernah ditempatkan di dalam sel isolasi jika mereka melanggar peraturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul "perselisihan internal" pada Sabtu malam lalu, 191 pecandu melarikan diri dari pusat rehabilitasi di kota Soc Trang, Vietnam selatan. Demikian dilaporkan surat kabar Cong An Nhan Dan, yang merupakan corong resmi polisi, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (26/2/2024).
Pada Senin (26/2) pagi waktu setempat, sebanyak 94 orang telah ditemukan dan dibawa kembali. Polisi dan keluarga kini sedang mencari hampir 100 orang lainnya yang masih buron, lapor surat kabar itu.
Para pecandu narkoba tersebut dilaporkan mendobrak pintu asrama mereka dan melarikan diri melalui pintu masuk utama dan melompati pagar besi gedung.
Beberapa pecandu melarikan diri melalui lubang yang mereka buat di salah satu dinding fasilitas tersebut.
Dilaporkan bahwa beberapa penjaga keamanan terluka setelah diserang oleh para pecandu narkoba tersebut.
Simak juga 'Polda Sumsel Musnahkan 108 Kg Sabu-134 Ribu Butir Ekstasi':
Menurut media pemerintah yang mengutip pejabat-pejabat setempat, infrastruktur fasilitas tersebut buruk. Tempat itu juga penuh sesak, dengan hanya 60 penjaga yang bertanggung jawab atas lebih dari 460 pecandu narkoba, kebanyakan laki-laki.
Meskipun Vietnam sedang bereksperimen dengan lebih banyak pilihan pengobatan berbasis komunitas sebagai tanggapan atas kritik terhadap pusat rehabilitasinya, namun, metode ini tetap menjadi bentuk pemulihan yang paling banyak digunakan.
Pusat-pusat rehabilitasi tersebut didukung secara luas baik oleh pemerintah maupun masyarakat sebagai pilihan pengobatan yang layak, meskipun para spesialis kecanduan narkoba mengatakan bahwa pusat-pusat tersebut tidak berhasil dan tingkat kekambuhannya tinggi.