Militer Israel mengatakan pasukannya menyerbu Rumah Sakit (RS) Al-Nasser, rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Jalur Gaza saat perang berkecamuk, untuk memburu militan-militan Hamas yang bersembunyi.
Sejumlah rekaman video yang beredar menunjukkan kekacauan, teriakan dan tembakan di dalam koridor rumah sakit yang gelap dan dipenuhi debu juga asap.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (16/2/2024), militer Israel menyebut operasi terhadap RS Al-Nasser pada Kamis (15/2) itu dilaksanakan secara "tepat dan terbatas", dengan didasarkan pada informasi bahwa militan Hamas bersembunyi dan menahan para sandera di rumah sakit tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan juga oleh Tel Aviv bahwa dimungkinkan ada beberapa jenazah sandera yang tewas di sana.
Militer Israel, dalam pernyataannya, bahkan mengklaim pasukannya menangkap sejumlah tersangka di RS Al-Nasser dan menyatakan operasinya terus berlanjut.
Klaim militer Israel itu dibantah oleh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan berperang melawan Israel sejak Oktober tahun lalu. Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menuding Israel berbohong soal RS Al-Nasser sama seperti mereka berbohong soal rumah-rumah sakit lainnya di Jalur Gaza selama perang berlangsung.
Otoritas kesehatan Gaza, dalam pernyataannya, mengatakan Israel telah mengusir paksa para pengungsi dan keluarga staf-staf medis yang berlindung di kompleks RS Al-Nasser. Sekitar 2.000 pengungsi Palestina tiba di kota perbatasan Rafah semalam, sedangkan yang lainnya bergerak ke utara menuju Deir Al-Balah.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Badan amal medis, Medicins San Frontieres, dalam pernyataan terpisah melaporkan pasukan Israel menembaki rumah sakit tersebut pada Kamis (15/2) dini hari, padahal sebelumnya memberitahu para staf medis dan pasien jika mereka bisa tetap tinggal di sana.
"Para staf medis kami harus meninggalkan rumah sakit, meninggalkan para pasien," demikian pernyataan Medicins San Frontieres via media sosial X.
Namun disebutkan juga bahwa salah satu anggota staf medis Medicins San Frontieres ditahan di salah satu pos pemeriksaan militer Israel yang didirikan untuk menjaring orang-orang yang meninggalkan kompleks rumah sakit tersebut.
Video Tunjukkan Kekacauan Selimuti RS Al-Nasser Saat Israel Menyerbu
Sejumlah video yang telah diverifikasi Reuters pada Kamis (15/2) waktu setempat menunjukkan kekacauan dan teror di dalam RS Al-Nasser. Sejumlah pria terlihat berjalan melewati koridor rumah sakit dengan menggunakan lampu ponsel sebagai pencahayaan. Debu berterbangan dan puing-puing tampak berserakan.
Pria-pria itu tampak mendorong sebuah tempat tidur rumah sakit melewati area-area yang rusak.
Dalam sebuah video lainnya, suara tembakan terdengar nyaring dengan seorang dokter berteriak: "Apakah masih ada orang di dalam? Ada tembakan, ada tembakan -- tundukkan kepala."
Seorang pria lainnya dalam video mengatakan pasukan Israel telah mengepung rumah sakit dan tidak ada yang bisa keluar.
Sementara itu, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari saat membahas soal penyerbuan ke RS Al-Nasser mengatakan bahwa "operasi sensitif ini dipersiapkan dengan tepat dan dilakukan oleh pasukan khusus IDF (Angkatan Bersenjata Israel) yang menjalani pelatihan khusus".
Menurut Hagari, salah satu tujuan dari operasi tersebut adalah untuk memastikan rumah sakit dapat terus merawat para pasien warga Gaza. "Kami mengkomunikasikan hal ini dalam sejumlah percakapan yang kami lakukan dengan para staf rumah sakit," sebutnya.
Dia menambahkan bahwa tidak ada kewajiban untuk mengungsi.
Namun juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra dalam pernyataannya menuduh pasukan Israel telah memaksa para dokter di RS Al-Nasser untuk meninggalkan para pasien yang sedang menjalani perawatan intensif.