Kanada-Australia-Selandia Baru Kompak Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Kanada-Australia-Selandia Baru Kompak Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Feb 2024 11:57 WIB
Neighbors inspect the rubble of the Hasouna family house, which was struck by an Israeli airstrike during an operation to rescue two hostages in Rafah, southern Gaza Strip, Tuesday, Feb. 13, 2024. Ibrahim Hasouna, who was away at the time of the airstrike, says his entire family was killed, including his parents, two brothers, his sister-in-law and three nieces and nephews. (AP Photo/Fatima Shbair)
Potret kehancuran di Rafah, Jalur Gaza, usai Dibombardir Israel (dok. AP/Fatima Shbair)
Ottawa -

Para pemimpin Kanada, Australia dan Selandia Baru secara bersama-sama menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza. Seruan ini disampaikan untuk merespons laporan soal rencana serangan darat Israel terhadap kota Rafah, yang menjadi tempat perlindungan pengungsi sipil di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (16/2/2024), seruan gencatan senjata itu disampaikan oleh Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, PM Australia Anthony Albanese, dan PM Selandia Baru Christopher Luxon dalam pernyataan gabungan yang dirilis pada Kamis (15/2) waktu setempat.

"Kami sangat prihatin dengan indikasi bahwa Israel merencanakan serangan darat ke Rafah. Operasi militer ke Rafah akan menjadi bencana besar," demikian pernyataan gabungan ketiga PM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gencatan senjata kemanusiaan segera sangat dibutuhkan," cetus Trudeau, Albanese, dan Luxon dalam seruan mereka.

PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan pihaknya akan terus melancarkan serangan terhadap Hamas yang disebutnya ada di Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi para pengungsi Palestina di wilayah Jalur Gaza bagian selatan.

ADVERTISEMENT

Namun, kelompok-kelompok HAM internasional memperingatkan bahwa lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi ke Rafah tidak memiliki tempat dan tujuan lainnya setelah Israel menghancurkan semua wilayah yang tersisa, yang sebelumnya disebut sebagai zona aman.

Pernyataan gabungan PM Kanada, PM Australia dan PM Selandia Baru itu juga menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan peringatan internasional dan tidak melancarkan serangan darat ke Rafah.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Disebutkan juga dalam pernyataan gabungan tersebut bahwa gencatan senjata tidak bisa dilakukan secara "sepihak", dan akan mengharuskan Hamas untuk melucuti senjatanya dan segera membebaskan semua sandera yang tersisa di Jalur Gaza.

Pemimpin ketiga negara itu, dalam pernyataan gabungan, mengingatkan bahwa putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada Januari lalu, soal tuduhan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan, mewajibkan Israel untuk melindungi warga sipil dan memberikan layanan dasar serta bantuan kemanusiaan yang penting.

"Perlindungan warga sipil adalah hal terpenting dan merupakan persyaratan berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," sebut pernyataan gabungan itu.

"Warga sipil Palestina tidak bisa dipaksa menanggung akibat dari (Israel) mengalahkan Hamas," imbuh pernyataan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads