Hamas Tegaskan Serangan ke Israel Diperlukan, Akui Ada Kesalahan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 22 Jan 2024 11:18 WIB
Potret Brigade Al Qassam, sayap bersenjata Hamas yang menyerang Israel pada 7 Oktober tahun lalu (dok. AP/Adel Hana)
Gaza City -

Kelompok Hamas merilis laporan yang isinya membenarkan serangan 7 Oktober terhadap Israel sebagai "langkah yang diperlukan". Hamas juga mengakui adanya kesalahan dalam serangannya, dan menegaskan para petempurnya hanya menargetkan tentara Israel serta orang-orang yang membawa senjata.

Seperti dilansir Al Arabiya dan Al Jazeera, Senin (22/1/2024), dokumen setebal 16 halaman yang dirilis Hamas pada Minggu (21/1) waktu setempat itu menjadi laporan publik pertama yang dikeluarkan kelompok militan itu dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab yang menjelaskan latar belakang serangan tersebut.

Disebutkan Hamas dalam laporannya berjudul "Narasi Kami" bahwa pihaknya ingin "mengklarifikasi" latar belakang dan dinamika serangan mendadak yang mereka sebut sebagai "Operasi Banjir Al-Aqsa" itu.

Hamas, dalam laporannya, menyebut serangan 7 Oktober itu merupakan "langkah yang diperlukan dan respons normal untuk mengkonfrontasi semua konspirasi Israel terhadap rakyat Palestina".

Laporan Hamas itu juga mencantumkan alasan serangan tersebut, dengan menyebut adanya kampanye pembangunan permukiman Israel dan "Yudaisasi tanah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki", serta pembunuhan ribuan warga sipil Palestina dari tahun 2000 hingga tahun ini.

Pada akhir masa libur Yahudi pada 7 Oktober 2023, ratusan petempur bersenjata Hamas menyeberang ke Israel melalui darat, udara dan laut dari Jalur Gaza. Mereka melancarkan serangan yang menewaskan banyak warga sipil Israel di jalanan, rumah-rumah dan bahkan pesta outdoor yang dihadiri banyak orang.

Serangan Hamas itu, menurut data Al Jazeera, menewaskan sedikitnya 1.139 orang yang sebagian besar warga sipil di wilayah Israel. Menurut data keamanan sosial Israel, sekitar 700 warga sipil Israel dan 76 warga negara asing ada di antara korban tewas.

Sekitar 250 orang lainnya, menurut data Tel Aviv, diculik para petempur Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza untuk dijadikan sandera. Sekitar 100 sandera di antaranya telah dibebaskan saat kesepakatan gencatan senjata singkat berlangsung pada November tahun lalu, dan menurut para pejabat Israel, saat ini masih ada sekitar 132 sandera di Gaza dengan sekitar 27 orang di antaranya diyakini telah terbunuh.

Laporan Hamas itu menyebut kelompok tersebut berencana menargetkan situs-situs militer Israel dan menangkap para tentara, yang bisa digunakan untuk menekan pemerintah Israel agar mau membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara di wilayahnya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak Video: Geger Pernyataan Pejabat Uni Eropa, Sebut Israel Danai Hamas







(nvc/nvc)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork