Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz mengatakan bahwa negaranya harus mengambil "semua tindakan yang diperlukan" untuk mengalahkan Hamas. Dia menambahkan bahwa dirinya akan menyampaikan rencana kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai hal tersebut.
"Kekalahan Hamas di Gaza, beserta penciptaan kondisi untuk pemulangan para sandera, merupakan tujuan utama perang di Gaza dan kita harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencapainya," kata Katz saat mengunjungi sebuah pos militer di Gaza, dilansir kantor berita AFP, Selasa (5/8/2025).
Hal ini disampaikannya sehari setelah media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel dapat menduduki seluruh Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan bahwa Netanyahu tidak hanya memutuskan untuk menduduki Jalur Gaza sepenuhnya, tetapi juga mendapatkan "lampu hijau" atau izin dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza.
Keputusan Netanyahu untuk menduduki seluruh wilayah Jalur Gaza itu merupakan pergeseran besar dalam strategi Israel di daerah kantong Palestina tersebut, sejak perang melawan Hamas berkecamuk pada Oktober 2023.
"Keputusan sudah bulat -- kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya," kata seorang pejabat senior Israel yang dekat dengan Netanyahu, seperti dikutip oleh harian Yedioth Ahronoth.
Keputusan Netanyahu tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (5/8/2025), dilaporkan oleh sejumlah media lokal Israel yang mengutip pejabat senior Israel yang dekat dengan Netanyahu. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari kantor Netanyahu mengenai hal tersebut.
"Akan ada operasi bahkan di wilayah-wilayah yang menjadi tempat para sandera ditahan. Jika kepala staf IDF (Angkatan Bersenjata Israel) tidak setuju, dia harus mengundurkan diri," ucap pejabat senior Israel yang enggan disebut namanya tersebut.
Tonton juga video "Israel Sebut Hamas Diuntungkan dengan Berita Gaza Kelaparan" di sini:
Saluran televisi lokal Israel, Channel 12, dalam laporan terpisah mengatakan bahwa keputusan Netanyahu tersebut menandakan perubahan besar dalam strategi Israel di Jalur Gaza, dengan operasi militer kini diperkirakan akan dilakukan di area-area padat penduduk, termasuk kamp-kamp pengungsi di tengah-tengah Gaza.
Televisi publik KAN, yang mengutip para menteri Kabinet Israel yang baru-baru ini berbicara dengan Netanyahu, melaporkan bahwa sang PM Israel telah memutuskan untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza meskipun ada penolakan dari badan-badan keamanan Israel.
Netanyahu, menurut laporan KAN, menggunakan frasa "pendudukan Jalur Gaza" untuk menggambarkan tujuan mengalahkan Hamas.
Laporan Yedioth Ahronoth mengklaim bahwa Trump telah memberikan "lampu hijau" kepada Netanyahu untuk melanjutkan serangan yang diperluas di Jalur Gaza.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, para pejabat senior Israel yang dekat dengan Netanyahu mengatakan bahwa: "Kami sedang menuju pendudukan penuh di Jalur Gaza", termasuk operasi militer di wilayah-wilayah yang diyakini menjadi tempat para sandera ditahan.