Pemerintah China mengajukan protes keras terhadap pemerintah Papua Nugini setelah sejumlah pertokoan milik warganya diserang dan dijarah saat kerusuhan pecah di ibu kota negara tersebut. Beijing juga mengimbau setiap warga negaranya di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak Papua Nugini atas serangan terhadap toko-toko warga China," demikian pernyataan Kedutaan Besar China yang dirilis via WeChat, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024).
Disebutkan bahwa sejumlah warga China mengalami luka-luka dalam kerusuhan di Port Moresby, namun jumlah pastinya tidak disebut lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang pecah di dua kota terbesar di Papua Nugini, yakni Port Moresby dan Lae, pada Rabu (10/1) waktu setempat. Aksi penjarahan dan pembakaran mewarnai kerusuhan yang dipicu oleh unjuk rasa memprotes pemotongan gaji tentara dan polisi di negara tersebut.
Laporan media terkemuka Australia, ABC, yang mengutip informasi terkini dari Kepolisian Papua Nugini menyebut sedikitnya delapan orang tewas dalam kerusuhan di Port Moresby dan empat orang lainnya tewas di kota Lae yang ada di bagian utara Papua Nugini.
"Terjadi pemukulan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran, dan beberapa fasilitas komersial termasuk banyak toko-toko warga China dirampok," demikian seperti disampaikan Kedutaan Besar China dalam pernyataannya.
Otoritas Beijing juga menyerukan kepada pemerintah Papua Nugini untuk mengambil langkah-langkah demi menjamin keselamatan warga negara China dan bisnis mereka di negara tersebut. Diserukan juga agar Papua Nugini "menghukum berat para pelakunya".
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Kerusuhan di Papua Nugini, Massa Jarah Pertokoan di Pusat Kota':
Dalam imbauan yang dirilis pada Kamis (11/1) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kedutaan Besar China mengimbau setiap warga negaranya dan organisasi di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat tindakan pencegahan keamanan.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini untuk memperhatikan secara saksama situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, tidak keluar rumah kecuali diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi," demikian bunyi imbauan Kedutaan Besar China tersebut.
Kerusuhan di Papua Nugini itu diawali oleh unjuk rasa damai yang dilakukan para personel kepolisian, tentara dan para staf sektor publik untuk memprotes pemotongan gaji secara tiba-tiba, dan tanpa penjelasan. Kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby pada Rabu (10/1) sore.
Tayangan televisi setempat menunjukkan ribuan orang memenuhi jalanan Port Moresby, dengan banyak di antara mereka melakukan penjarahan dan membawa barang-barang dari pertokoan setempat. Laporan koresponden AFP yang ada di lokasi menyebut membakar sebuah SUV berwarna putih milik polisi yang diparkir di luar kompleks kantor Perdana Menteri (PM) Papua Nugini.
PM Papua Nugini, James Marape, dalam konferensi pers pada Kamis (11/1) waktu setempat mengatakan bahwa ketegangan di ibu kota telah mereda, dan personel kepolisian tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
Pemerintah Papua Nugini, dalam penjelasannya, menyebut pemotongan gaji itu merupakan kesalahan yang tidak disengaja dan berjanji untuk segera memperbaikinya.
(nvc/idh)