Situasi keamanan di Ekuador yang sedang memberlakukan keadaan darurat semakin mengkhawatirkan. Geng kriminal yang merajalela usai gembong narkoba terkenal kabur dari penjara, kini mengancam akan mengeksekusi mati siapa saja yang ditemui di jalanan negara itu pada malam hari.
Seperti dilansir AFP, Rabu (10/1/2024), Ekuador semakin mencekam setelah pengumuman keadaan darurat oleh Presiden Daniel Noboa pada Senin (8/1), dengan rentetan tindak kekerasan marak terjadi. Keadaan darurat itu menyusul kaburnya salah satu gembong narkoba paling berkuasa di Ekuador pada Minggu (7/1).
Jose Adolfo Macias alias Fito yang juga seorang gangster terkenal di Ekuador dilaporkan kabur dari penjara dengan keamanan ketat di Guayaquil pada Minggu (7/1) waktu setempat, saat polisi melakukan inspeksi. Fito merupakan pemimpin geng kriminal Los Choneros -- geng kriminal terbesar dan berpengaruh di Ekuador.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemberlakuan keadaan darurat itu mencakup jam malam mulai pukul 23.00 waktu setempat hingga pukul 05.00 waktu setempat setiap harinya.
Otoritas Ekuador melaporkan sejumlah ledakan dan beberapa mobil dibakar pada Selasa (9/1) waktu setempat di sejumlah wilayah, termasuk ibu kota Quito. Sedikitnya tujuh personel kepolisian setempat dilaporkan telah diculik.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan tiga polisi yang diculik sedang duduk di tanah dengan pistol diarahkan ke mereka. Salah satu polisi itu kemudian dipaksa membaca pernyataan yang ditujukan untuk Presiden Noboa.
"Anda menyatakan perang, Anda akan mendapatkan perang," ucap polisi yang tampak ketakutan itu saat membacakan pesan geng kriminal yang menculiknya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Ekuador Umumkan Keadaan Darurat Seusai Bos Geng Los Choneros Kabur dari Penjara':
"Anda mengumumkan keadaan darurat. Kami menetapkan polisi, warga sipil dan tentara sebagai rampasan perang," demikian pernyataan geng kriminal tersebut.
Pernyataan itu menambahkan bahwa siapa pun yang ditemui di jalanan Ekuador setelah pukul 23.00 waktu setempat "akan dieksekusi".
Usai Fito kabur dari penjara dan keadaan darurat ditetapkan, geng-geng kriminal melancarkan rentetan serangan mulai dari menyandera para polisi, mendalangi ledakan di beberapa kota, hingga menyerbu studio milik TC Television milik negara di kota Guayaquil dengan senjata api dan peledak.
Sekelompok orang bersenjata yang menyerbu studio televisi itu bahkan melepas tembakan saat siaran langsung dilakukan.
Laporan Kepolisian Ekuador menyebut sedikitnya delapan orang tewas dalam serangan di kota pelabuhan Guayaquil dan dua polisi "dibunuh secara keji oleh kriminal bersenjata" di kota Nobol.
Presiden Noboa, dalam pernyataannya, menyebut situasi terkini di Ekuador itu sebagai "konflik bersenjata internal". Dia memerintahkan operasi militer untuk "menetralisir" geng-geng kriminal setelah para gangster di Ekuador menyatakan perang usai kaburnya Fito.
Dalam pernyataannya, Noboa menyebut geng-geng kriminal sebagai "organisasi teroris dan aktor non-negara yang suka berperang". Dia juga berjanji untuk "tidak bernegosiasi dengan para teroris atau beristirahat sampai kita mengembalikan perdamaian kepada seluruh warga Ekuador".