Sedikitnya 10 orang, termasuk dua personel penegak hukum, tewas dalam rentetan tindak kekerasan yang mengguncang Ekuador awal pekan ini. Tindak kekerasan yang berkaitan dengan geng-geng kriminal itu marak setelah seorang gembong narkoba terkenal di negara itu berhasil kabur dari penjara yang dijaga ketat.
Kaburnya sang gembong narkoba itu bahkan memicu penetapan keadaan darurat oleh pemerintah Ekuador, dengan perburuan besar-besaran sedang berlangsung.
Seperti dilansir AFP, Rabu (10/1/2024), Presiden Ekuador Daniel Noboa, yang menjabat sejak November tahun lalu, menyebut situasi terkini di negaranya itu sebagai "konflik bersenjata internal".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala kepolisian setempat, dalam konferensi pers, menyebut rentetan serangan melanda kota pelabuhan Guayaquil pada Selasa (9/1) waktu setempat.
Sedikit delapan orang tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka dalam rentetan serangan di Guayaquil tersebut.
Dalam pernyataan terpisah via media sosial X, kepolisian setempat menyebut dua personel penegak hukum telah "dibunuh dengan kejam oleh sejumlah penjahat bersenjata" di kota Nobol, yang terletak tak jauh dari Guayaquil.
Seorang gembong narkoba dan gangster terkenal di Ekuador bernama Jose Adolfo Macias alias Fito, yang dikenal sebagai pemimpin geng kriminal Los Choneros yang berpengaruh di negara itu, kabur dari penjara dengan keamanan ketat di Guayaquil pada Minggu (7/1) waktu setempat, saat polisi melakukan inspeksi.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Ekuador Umumkan Keadaan Darurat Seusai Bos Geng Los Choneros Kabur dari Penjara