Pusat Darurat Turgeau akan ditutup "tanpa batas waktu" sementara MSF melakukan analisis keamanan, kata kelompok itu. MSF menambahkan bahwa mereka akan terus memberikan perawatan medis di lokasi lain di Port-au-Prince.
Pusat Turgeau merawat 80 hingga 100 pasien per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Geng-geng bersenjata yang kejam telah memaksa beberapa pusat kesehatan ditutup dalam beberapa tahun terakhir di Port-au-Prince.
Kekerasan geng yang merajalela hanyalah salah satu tantangan yang dihadapi negara termiskin di Amerika ini, yang sistem politik, ekonomi, dan kesehatan masyarakatnya sedang compang-camping.
Sejauh ini pada tahun 2023, lebih dari 8.000 orang telah tewas dibunuh, terluka atau diculik di Haiti, menurut kantor hak asasi manusia PBB. Angka ini jauh melampaui angka sepanjang tahun 2022.
PBB memperkirakan bahwa hampir 80 persen wilayah metropolitan Port-au-Prince berada di bawah pengaruh atau dikendalikan langsung oleh geng-geng bersenjata.
Di tengah krisis ini, Dewan Keamanan PBB pada awal Oktober lalu, memberikan lampu hijau bagi misi yang dipimpin Kenya untuk membantu polisi Haiti yang kewalahan.
Seorang pejabat PBB mengatakan dia berharap pasukan keamanan multinasional akan dapat dikerahkan ke Haiti pada kuartal pertama tahun depan.
Lihat juga Video 'Ribut-ribut Haiti Vs Republik Dominika, Perbatasan Negara Dikunci':
(ita/ita)