Mengerikan! Sekelompok pria bersenjata menembaki sebuah rumah sakit di Haiti, hingga merusak sebuah unit perawatan bayi dan membuat para pasien syok. Tidak ada korban jiwa dalam kekerasan terbaru yang mengguncang negara Karibia tersebut.
Seorang pejabat rumah sakit tersebut, Dr Reginald Ternier, dikutip kantor berita AFP, Rabu (27/9/2023), mengatakan bahwa para penyerang sempat menduduki perimeter rumah sakit Mirebalais -- salah satu rumah sakit terbesar di negara itu -- dari tengah malam (04.00 GMT) hingga pukul 05.00 Selasa (26/9) waktu setempat.
"Pagi ini, kami melihat lubang peluru di bagian depan beberapa bangunan di rumah sakit tersebut," sekitar 30 mil (50 kilometer) dari ibu kota Port-au-Prince," ujarnya kepada AFP melalui telepon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir juga telah rusak akibat serangan itu.
Tidak ada korban jiwa atau luka tembak yang dilaporkan setelah penembakan itu. Namun, Ternier mengatakan serangan itu membuat trauma mereka yang mencari pertolongan medis di rumah sakit.
"Pasien, warga, dan staf semuanya mengalami serangan pada tengah malam. Mereka syok," ujarnya.
"Sulit bagi kami untuk memahami motif di balik serangan semacam itu. Kami menerima pasien dari semua lapisan masyarakat, tanpa memandang tingkat sosial, afiliasi, atau aktivitas mereka. Kami memberikan perawatan medis kepada semua orang," imbuhnya.
Geng-geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah di Haiti, menyusul krisis kesehatan masyarakat, politik dan ekonomi di negara miskin tersebut. Lebih dari 2.400 orang tewas dalam kekerasan di sana sejak awal tahun ini, menurut PBB.
Selama berbulan-bulan pemerintah Haiti telah meminta agar kekuatan internasional melakukan intervensi. Awal bulan ini Amerika Serikat mengatakan puluhan negara telah menawarkan dukungan dan menjanjikan bantuan logistiknya sendiri.