Putin Dinilai Tak Akan Berdamai di Ukraina Sebelum Pemilu AS 2024

Putin Dinilai Tak Akan Berdamai di Ukraina Sebelum Pemilu AS 2024

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 29 Nov 2023 17:59 WIB
Russian President Vladimir Putin attends the 10th National Congress of Judges, in Moscow, Russia November 29, 2022. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS/File Photo
Presiden Rusia Vladimir Putin (dok. Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS/File Photo)
Washington DC -

Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai tidak akan berdamai di Ukraina sebelum dia mengetahui hasil pemilu Amerika Serikat (AS) yang digelar November 2024. Penilaian ini disampaikan di tengah kekhawatiran soal potensi kemenangan mantan Presiden Donald Trump bisa mengurangi dukungan Barat terhadap Kyiv.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/11/2023), penilaian itu disampaikan oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara NATO di Brussels, Belgia.

"Harapan saya adalah Putin tidak akan melakukan perdamaian atau perdamaian yang berarti sebelum dia mengetahui hasil pemilu kita," ungkap pejabat senior AS tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump yang mencalonkan diri kembali dalam pemilu 2023 dan menjadi kandidat utama untuk calon presiden dari Partai Republik, diketahui sangat kritis terhadap dukungan militer yang diberikan Washington terhadap Ukraina.

Disebutkan juga oleh pejabat senior AS itu bahwa aliansi militer NATO menegaskan kembali dukungannya terhadap Ukraina, dan menyadari bahwa perjanjian damai pada tahun depan tidak mungkin tercapai.

ADVERTISEMENT

Ketika ditanya apakah penilaiannya ini merupakan pendapat pribadi atau pandangan pemerintah AS, pejabat senior AS ini menyatakan bahwa hal tersebut merupakan 'premis yang dianut secara luas'.

"Itu adalah konteks di mana semua sekutu menyatakan dukungan kuat untuk Ukraina," ucapnya, merujuk pada rapat para Menlu NATO yang digelar Selasa (28/11) waktu setempat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pejabat senior AS itu tidak menyebut nama Trump juga tidak secara eksplisit mengatakan bagaimana hasil pemilu AS akan mempengaruhi dukungan untuk Ukraina.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada pertengahan November menunjukkan Trump dan Presiden AS Joe Biden bersaing ketat. Dengan Trump unggul tipis atas Biden dengan perolehan suara 51 persen berbanding 49 persen ketika responden diminta untuk memilih di antara keduanya.

Hasil tersebut berada dalam interval kredibilitas jajak pendapat itu, yakni sekitar empat poin persentase.

Biden, yang dinaungi Partai Demokrat, telah memberikan bantuan militer bear-besaran dan dukungan lainnya kepada Ukraina sejak invasi besar-besaran oleh Rusia dilancarkan pada Februari 2022 lalu. Namun dana bantuan tambahan untuk Kyiv ditahan oleh House of Representatives atau DPR AS yang dikuasai Partai Republik.

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky pada awal bulan ini mengundang Trump untuk berkunjung ke Ukraina guna melihat langsung sekala konflik yang terjadi. Beberapa waktu lalu, Trump sesumbar mengatakan dirinya bisa mengakhiri perang di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih kembali sebagai Presiden AS.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads