Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau dikawal oleh polisi ke tempat aman setelah restoran yang menjadi tempatnya makan malam di Vancouver digeruduk demonstran pro-Palestina. Dalam aksi di luar restoran itu, para demonstran menyerukan gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (16/11/2023), sekitar 250 demonstran pro-Palestina mengibarkan bendera dan meneriakkan gencatan senjata dalam aksi di luar sebuah restoran yang ada di distrik Pecinan di Vancouver pada Selasa (14/11) malam. Aksi itu digelar saat Trudeau sedang makan malam di restoran tersebut.
Aksi para demonstran itu digelar ketika Trudeau sedang berada dalam tekanan untuk mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian setempat dalam pernyataannya menyebut sekitar 100 personel kepolisian dikerahkan untuk mengurusi 250 demonstran pro-Palestina tersebut.
"Kepolisian Vancouver mengerahkan hampir 100 personel pada Selasa (14/11) malam untuk membubarkan aksi protes di luar sebuah restoran Pecinan yang menjadi tempat Perdana Menteri sedang makan," demikian pernyataan Kepolisian Vancouver.
"Para polisi membantu mengendalikan dan membubarkan massa, sementara Perdana Menteri dikawal keluar dari restoran," imbuh pernyataan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Seorang pria berusia 27 tahun, sebut Kepolisian Vancouver, ditangkap di lokasi karena menonjok wajah seorang polisi wanita.
"Aksi para demonstran itu, seperti memblokir jalanan di belakang restoran telah memicu kekhawatiran," sebut Sersan Steve Addison dari Kepolisian Vancouver saat berbicara dalam konferensi pers pada Rabu (15/11) waktu setempat.
Dalam insiden terpisah di sebuah restoran lainnya yang dimiliki oleh koki selebriti Vikram Vij di bagian lain kota Vancouver, Trudeau diteriaki oleh segelintir pengunjuk rasa yang masuk ke dalam restoran. Sebuah video yang ditayangkan media lokal menunjukkan pengunjuk rasa itu meneriakkan tuntutan gencatan senjata di depan Trudeau.
Trudeau, dalam pernyataan pada Selasa (14/11) waktu setempat, mengkritik Israel dan menyerukan agar 'pembunuhan wanita, anak-anak, bayi-bayi' di Jalur Gaza diakhiri. Kritikan itu menuai reaksi keras PM Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan bahwa 'kekuatan peradaban harus mendukung Israel dalam mengalahkan kebiadaban Hamas'.