Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meyakini bahwa kesepakatan dengan Hamas soal pembebasan para sandera yang ditahan di Jalur Gaza akan tercapai. Otoritas Israel sebelumnya menyebut lebih dari 240 orang, termasuk warga negara AS, disandera Hamas sejak serangan 7 Oktober lalu.
Namun, seperti dilansir AFP, Rabu (15/11/2023), Biden tidak menjelaskan secara spesifik soal kesepakatan yang masih dinegosiasikan dengan Hamas tersebut.
"Saya telah berbicara dengan orang-orang yang terlibat (negosiasi) setiap hari. Saya meyakini hal itu akan terjadi tapi saya tidak ingin menjelaskannya secara detail," ucap Biden saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, ketika ditanya soal kesepakatan akhir antara Israel dan Hamas.
Ketika ditanya apakah dirinya mempunyai pesan untuk keluarga para sandera, Biden menjawab: "Bertahanlah. Kami akan datang."
Sedikitnya sembilan warga negara AS dan satu orang yang memiliki izin tinggal tetap di AS, termasuk di antara 240 orang yang kini disandera Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya di Jalur Gaza. Para sandera itu diculik saat Hamas menyerang Israel sebulan lalu dan dibawa ke daerah kantong Palestina itu.
Serangan Hamas yang melibatkan penyerbuan besar-besaran oleh ratusan militan bersenjata ke Israel bagian selatan dan serangan ribuan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza itu dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang, yang sebagian besar warga sipil.
Serangan Hamas itu tercatat sebagai serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
"Saya tidak bisa menatap mata Anda dan memberi tahu Anda berapa banyak sandera yang masih hidup," ucap penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, dalam konferensi pers pada Senin (13/11) waktu setempat, saat membahas soal kondisi para sandera Hamas.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Aksi Bela Palestina di Filipina Diwarnai Bentrokan Massa dan Polisi
(nvc/ita)