Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menolak usulan Amerika Serikat (AS) agar Kairo mengatur keamanan di wilayah Jalur Gaza, jika Hamas berhasil dikalahkan oleh Israel nantinya. Washington mengusulkan Mesir mengawasi keamanan Jalur Gaza hingga Otoritas Palestina bisa mengambil alih kekuasaan.
Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (10/11/2023), penolakan Al-Sisi itu diungkapkan oleh The Wall Street Journal (WSJ) yang mengutip sejumlah pejabat senior Mesir, yang enggan disebut namanya, dalam laporannya pada Kamis (9/11) waktu setempat.
WSJ melaporkan bahwa Al-Sisi dan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamal, telah bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns di Kairo, Mesir dan membahas usulan AS tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Mesir mengatakan pemerintahannya tidak akan berperan dalam melenyapkan Hamas karena mereka membutuhkan kelompok militan tersebut untuk membantu menjaga keamanan di perbatasan negaranya dengan Jalur Gaza," sebut para pejabat senior Mesir yang dikutip WSJ.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan, dalam wawancara dengan media ABC News pada awal pekan ini, bahwa Israel bisa melanjutkan tanggung jawab atas keamanan di Jalur Gaza untuk 'jangka waktu yang tidak terbatas'.
"Saya pikir Israel, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan (di Gaza) karena kita telah melihat apa yang terjadi jika kita tidak memilikinya. Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak bisa kita bayangkan," ujar Netanyahu dalam wawancara tersebut.
Simak Video 'Alasan Kemanusiaan, Brigade Al-Quds Akan Bebaskan 2 Sandera Warga Israel':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.