Hamas Vs Israel di Gaza Berimbas Polarisasi di Eropa

Hamas Vs Israel di Gaza Berimbas Polarisasi di Eropa

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 19 Okt 2023 20:13 WIB
PBB, AS, Rusia dan Uni Eropa Kembali Bahas
Foto ilustrasi bendera Palestina (DW News)
Jakarta -

Konflik berdarah antara Hamas dan Israel masih berkecamuk di Jalur Gaza. Orang-orang di Eropa menjadi saling berdebat soal konflik ini.

Polarisasi terjadi di Eropa. Benua Biru yang banyak menjadi tempat tinggal imigran Timur Tengah ini sudah mengalami serentetan isu sensitif pembakaran Alquran dan akhirnya kini harus menerima kenyataan soal kabar-kabar sedih dari Jalur Gaza.

Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron bahkan terang-terangan menilai peristiwa yang terjadi di negaranya belum lama ini sebagai terorisme islami. Itu dia katakan merespons penusukan terhadap seorang guru di Arras, kawasan Prancis utara. Guru itu tewas ditikam oleh pemuda 20 tahun dari Chechnya yang tumbuh di Prancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua negara Eropa rentan... terorisme Islam memang kembali terjadi," kata Macron, dilansir DW, Selasa (17/10).

Di Schaerbeek, Brussel, Belia, terjadi pembunuhan dua penggemar sepak bola Swedia, Senin (16/10) lalu. Di Rue Van Oost, ada toko Al Khaima tempat polisi menembak pelaku pembunuhan, yakni warga Tunisia 45 tahun bernama Abdesalam L.

ADVERTISEMENT

Abdesalam L., yang tinggal secara ilegal di Belgia setelah permohonan suakanya ditolak, kemungkinan dimotivasi oleh pembakaran Alquran yang provokatif di Swedia. Dalam video yang diposting di media sosial, pria tersebut mengklaim bahwa dia telah menembak orang Swedia untuk membalas dendam, demikian dilaporkan media Belgia. Menurut kantor berita Reuters,ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada Selasa malam di media sosial Telegram.

"Tidak mengherankan, serangan teroris memiliki dampak yang kuat terhadap opini publik di negara-negara tempat serangan tersebut dilancarkan," kata Amelie Godefroidt dari Leuven University di Belgia kepada DW.

"Jadi kami melihat... ada dorongan politik ke kanan," katanya. Kelompok ultra kanan akan meminta lebih banyak kehadiran polisi atau militer di jalan, meminta kebijakan imigrasi yang lebih ketat."

"Namun, dampak jangka panjangnya kurang jelas," katanya menambahkan, karena lonjakan sentimen cenderung bersifat sementara. Godefroidt mengatakan dia khawatir keadaan akan menjadi lebih panas dan kekerasan akan terjadi di kedua belah pihak.

"Di satu sisi, Anda akan mendapatkan tanggapan Islamofobia, pengerasan hati masyarakat Prancis dan Belgia," katanya kepada DW.

"Di sisi lain, memang benar bahwa ada peningkatan ketegangan di pihak politik Islamis. Saya khawatir di tahun-tahun mendatang, kita mungkin melihat polarisasi ini semakin meningkat dan memupuk aksi kekerasan."

Selanjutnya, perdebatan Eropa soal bantuan ke Palestina:

Perdebatan Eropa soal bantuan ke Palestina

Di Eropa, muncul pula perdebatan apakah mereka perlu melanjutkan bantuan untuk Palestina. Soalnya, pihak-pihak Eropa ini punya pikiran bahwa pemicu konflik di Jalur Gaza yang terbaru ini adalah Hamas, kelompok bersenjata dari Palestina. Bagi mereka, Hamas adalah pihak yang bersalah, bukan penduduk Israel yang mencaplok tanah Palestina atau permukiman sewenang-wenang Zionis di kawasan tersebut.

Dilansir AFP, Selasa (10/10) lalu, Inggris meninjau ulang bantuan pembangunan untuk Palestina setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu. Inggris sebelumnya mengakolaksikan 17 juta Poundsterling atau Rp 326,9 miliar untuk Palestina setahun ke depan.

"Kami saat ini sedang meninjau kembali bantuan kami. Meskipun sudah seperti itu, kami menjalani proses yang sangat ketat untuk jenis bantuan yang kami berikan," ucap Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris Oliver Dowden kepada ITV News, seperti dilansir AFP.

Lain Inggris, lain Spanyol. Negara Eropa yang bertetangga dengan Maroko ini menentang penangguhan bantuan Uni Eropa untuk Palestina. Uni Eropa seharusnya tidak menyamakan Hamas dengan penduduk Palestina dan otoritas Palestina.

Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (10/10/2023), penegasan soal menentang penangguhan bantuan untuk Palestina itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol Jose Manuel Albares dan Kementerian Luar Negeri Prancis dalam pernyataan terpisah awal pekan ini.

"Kerja sama ini harus dilanjutkan; kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, atau otoritas Palestina atau organisasi PBB di lapangan," tegas Albares saat berbicara kepada radio lokal Spanyol, Cadena SER.

Kementerian Luar Negeri Prancis, dalam pernyataan terpisah, juga menegaskan bahwa Prancis tidak mendukung penangguhan bantuan untuk Palestina.

"Kami tidak mendukung penangguhan bantuan yang secara langsung bermanfaat bagi rakyat Palestina, dan kami telah menjelaskan hal ini kepada Komisi Eropa kemarin," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.

French police patrol at the Trocadero Square near the Eiffel Tower in Paris as French government puts nation on its highest state of alert after a deadly knife attack in northern France, October 15, 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes TPX IMAGES OF THE DAYFrench police patrol at the Trocadero Square near the Eiffel Tower in Paris as French government puts nation on its highest state of alert after a deadly knife attack in northern France, October 15, 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes TPX IMAGES OF THE DAY Foto: REUTERS/GONZALO FUENTES

Di Eropa bagian utara, Swedia dan Denmark menyetop bantuan ke Palestina. pemerintah Swedia mengatakan telah memberikan tugas kepada Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia (SIDA) untuk meninjau bantuan kepada Palestina dan melaporkannya pada awal Desember. Denmark, sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan bantuannya.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan mengakhiri bantuan kemanusiaan adalah hal yang 'salah'.

"Jutaan orang, termasuk banyak anak-anak, di wilayah Palestina, bergantung pada kami untuk makanan, air, dan obat-obatan," tambahnya.

Pernyataan Baerbock muncul setelah pejabat Komisi Oliver Varhelyi mengatakan pada hari Senin bahwa bantuan Uni Eropa akan dihentikan.

Simak juga Video 'Sosok Bassem Youssef yang Wawancaranya soal Hamas Vs Israel Viral':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya, perdebatan di kelompok muslim di Jerman:

Perdebatan di kelompok muslim di Jerman

Dilansir DW, Partai-partai di parlemen Jerman Bundestag, kecuali Partai Alternatif untuk Jerman, AfD, dan Partai Kiri, telah menegaskan solidaritas mereka dengan Israel. Banyak orang di X juga menyerukan agar pernyataan serupa dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi Muslim di Jerman.

ZMD, Dewan Pusat Umat Islam di Jerman, menyampaikan reaksi setelah jeda cukup lama. ZMD beranggotakan sekitar 300 asosiasi masjid di Jerman. Mereka mengutuk serangan Hamas.

"Kami mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil baru-baru ini dan menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut," kata Dewan Pusat dalam rilisnya. "Untuk menghindari lebih banyak korban sipil, semua pihak harus segera menghentikan permusuhan." Pernyataan itu kontan menuai banyak kritik, karena Dewan Pusat dituduh merelatifkan kekerasan Hamas.

Eren Gvercin, salah satu pendiri Alhambra Society, yang bertujuan menjadi forum debat Muslim independen di Jerman, adalah salah satu kritikus yang bereaksi dengan keras: "Sebagai seorang Muslim Jerman, apa yang ditunjukkan @der_zmd di sini memalukan. Anda "Jangan berbicara atas nama Muslim di Jerman. Ganti namamu," tulisnya di X.

Danyal Bayaz, Menteri Keuangan Partai Hijau di negara bagian Baden-Wrttemberg, juga mengeritik reaksi ZMD: "Pernyataan ini bukan sekedar whataboutisme. Ini adalah deklarasi yang memalukan. Solidaritas dengan #Israel tidak dapat direlatifkan, dan tentu saja tidak setelah serangan binatang kemarin." . Tidak ada sepatah kata pun tentang gambaran orang-orang yang merayakannya di Neuklln. Anda tersesat!"

Pada Sabtu malam, 7 Oktober, sekitar 50 orang berkumpul di distrik Neuklln di Berlin dan menggelar aksi pro-Palestina. Sebuah video di Instagram yang dibagikan oleh jaringan anti-Israel Samidoun menunjukkan sekelompok orang meneriakkan slogan-slogan. Samidoun membagikan makanan dan manisan kepada orang-orang yang lewat untuk "merayakan kemenangan perlawanan," seperti yang ditulisnya di Instagram.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads