Militer Israel sedang mengevakuasi warganya yang tinggal di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon. Evakuasi ini menyusul ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut, saat perang antara Israel dan Hamas memasuki hari ke-10 di Jalur Gaza.
Seperti dilansir AFP, Senin (16/10/2023), seorang warga sipil Israel dan seorang perwira militer Israel tewas dalam serangan rudal yang diluncurkan dari Lebanon pada Minggu (15/10) waktu setempat. Militer Israel melancarkan serangan balasan dan menyerang infrastruktur kelompok Hizbullah di Lebanon.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyatakan telah melaksanakan 'penerapan rencana untuk mengevakuasi penduduk Israel bagian utara yang tinggal di area yang berjarak dua kilometer dari perbatasan Lebanon ke wisma-wisma yang didanai negara'.
Langkah ini berdampak pada ribuan orang yang tinggal di sebanyak 28 komunitas Israel di sepanjang perbatasan.
Banyak warga Israel yang telah meninggalkan wilayah tersebut, setelah berulang kali terjadi serangan lintas perbatasan dalam beberapa hari terakhir. Serangan-serangan itu merenggut nyawa di kedua sisi perbatasan Israel dan Lebanon, yang juga menjadi lokasi patroli pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengatakan negaranya 'tidak tertarik pada perang di utara' yang merujuk pada perbatasan negara Yahudi itu dengan Lebanon.
"Kami tidak ingin memperburuk situasi," ucap Gallant.
"Jika Hizbullah memilih jalur perang, maka konsekuensinya akan sangat berat. Tetap jika mereka menahan diri, kami akan menghormati situasi dan menjaga keadaan sebagaimana adanya," tegasnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)