Sesumbar Zelensky ke Eropa: Jika Ukraina Kalah, Bersiap Diserang Rusia

Sesumbar Zelensky ke Eropa: Jika Ukraina Kalah, Bersiap Diserang Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 06 Okt 2023 22:07 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum PBB di AS pada Selasa (19/9) waktu setempat. (AP Photo/Mary Altaffer)
Presiden Ukraina (Foto: AP Photo/Mary Altaffer)
Kyiv -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara Eropa harus bersiap diserang Rusia. Dia menyebut serangan Rusia ke negara Eropa lain bisa terjadi kalau Ukraina kalah perang.

Dilansir Reuters, Jumat (6/10/2023), Zelensky mengatakan Rusia dapat membangun kembali kemampuan militernya dan menyerang negara-negara Eropa lain dalam waktu lima tahun. Zelensky mengatakan hal itu dapat terjadi jika Eropa goyah dalam mendukung Kyiv.

Hal itu disampaikan Zelensky dalam pertemuan puncak Komunitas Politik Eropa di Spanyol. Dia juga mengaku yakin bantuan keuangan Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk Ukraina tetap berlanjut meski ada 'badai politik' di Washington dan negara-negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato yang emosional, Zelensky menjelaskan bagaimana anak-anak Ukraina di kota Kharkiv belajar dari jarak jauh atau menghadiri kelas di stasiun kereta bawah tanah karena khawatir serangan udara Rusia.

"Sampai ada sistem pertahanan udara yang efektif, anak-anak tidak bisa bersekolah," katanya pada pertemuan di kota Granada, Spanyol.

ADVERTISEMENT

Zelensky mengatakan pemberian bantuan peralatan militer tambahan ke Ukraina berarti telah membantu memastikan bahwa 'drone, tank, atau senjata Rusia lainnya tidak akan menyerang siapa pun di Eropa'.

"Kita tidak boleh membiarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menggoyahkan belahan dunia lain dan mitra kita untuk menghancurkan kekuatan Eropa," kata Zelensky.

"Kehadiran Rusia, militer atau proksinya di wilayah negara lain merupakan ancaman bagi kita semua. Kita harus bekerja sama untuk mendorong Rusia keluar dari wilayah negara-negara lain," sambungnya.

Pertemuan di Granada memberikan kesempatan kepada para pemimpin seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak untuk menyatakan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina. Hal itu dilakukan setelah gejolak politik di AS dan Eropa menimbulkan pertanyaan tentang kelanjutan dukungan negara-negara barat terhadap Ukraina.

Perselisihan antara mayoritas Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS juga memperumit negosiasi anggaran, termasuk bantuan AS ke Ukraina. Hal itu telah mendorong Presiden AS Joe Biden yang berasal dari Demokrat beralih dari keyakinan bahwa kesepakatan akan dibuat mengenai bantuan Ukraina, menjadi menyatakan keprihatinan secara terbuka.

Dukungan di Eropa juga tampak kurang solid usai mantan Perdana Menteri pro-Rusia Robert Fico memenangkan pemilu di Slovakia akhir pekan lalu. Fico berjanji mengakhiri bantuan militer ke Ukraina.

Zelensky pun mengaku prihatin. Namun, dia mengaku optimistis dengan dukungan yang berkelanjutan.

"Situasi dengan Amerika Serikat berbahaya, ini adalah masa yang sulit," katanya.

"Saya pikir Amerika Serikat dan Eropa akan bersama-sama dengan Ukraina dan kita akan bersama-sama keluar dari krisis ini," sambungnya.

Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan blok tersebut sedang mengerjakan paket bantuan Ukraina senilai 50 miliar euro untuk tahun 2024-2027. Dia mengaku 'sangat yakin' mengenai kelanjutan bantuan AS untuk Kyiv. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan Ukraina dapat terus mengandalkan dukungan dari Eropa.

"Ada komitmen yang sangat dalam dan sangat kuat karena kita semua tahu bahwa kita sedang membicarakan Eropa dan kemungkinan besar perdamaian abadi di benua kita," katanya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Putin Salahkan AS soal Perang di Ukraina

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim negaranya tidak memulai perang di Ukraina. Dia menuding AS sedang berusaha untuk memaksakan hegemoninya yang sedang mengalami keruntuhan di seluruh dunia.

"Kami tidak memulai apa yang disebut perang di Ukraina. Sebaliknya, kami berusaha menyelesaikannya," kata Putin pada pertemuan Klub Diskusi Valdai di resor Sochi di Laut Hitam, seperti dilansir Reuters.

Dia menuding Barat telah menyebabkan perang karena AS adalah 'hegemoni' yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di Bumi. Putin juga menuding para pemimpin Barat telah kehilangan 'kesadaran akan realitas' karena 'pemikiran kolonial' Washington. Putin pun mempertanyakan hak apa yang dimiliki AS untuk menguliahi negara-negara lain.

Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 telah memicu perang yang menghancurkan sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan. Perang itu juga telah menewaskan atau melukai ratusan ribu orang dan memicu perpecahan terbesar dalam hubungan Rusia dengan Barat selama enam dekade terakhir.

Negara-negara Barat menganggap perang ini sebagai kesalahan strategis terbesar Moskow sejak invasi Uni Soviet ke Afghanistan pada tahun 1979. Para pemimpin Barat mengklaim mereka ingin mengalahkan Rusia di medan perang Ukraina.

Serangan balasan Ukraina sejauh ini gagal menghasilkan keberhasilan teritorial yang besar.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads