Organisasi itu kemudian mempublikasikan gambar yang disebut menunjukkan Garawand terbaring di ranjang rumah sakit, dengan bagian kepala dan lehernya dibalut perban serta selang makanan terpasang pada tubuhnya.
"Kondisi kesadarannya tidak berubah," demikian pernyataan Hengaw pada gambar tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua Garawand memberikan wawancara untuk media pemerintah Iran di rumah sakit, namun menurut Hengaw, wawancara itu dilakukan 'di hadapan para pejabat keamanan tingkat tinggi' dan 'di bawah tekanan yang besar'.
Insiden yang menimpa Garawand ini mengingatkan publik pada tragedi kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda berusia 22 tahun yang tewas setelah ditangkap polisi moral Teheran atas dugaan melanggar aturan wajib hijab.
Kematian Amini memicu unjuk rasa besar-besaran di berbagai wilayah Iran, yang kemudian meluas menjadi aksi memprotes rezim pemerintah Teheran. Unjuk rasa itu mereda setelah adanya tindakan keras oleh otoritas Iran, yang menurut para aktivis, membuat ribuan orang ditangkap dan ratusan orang tewas.
(nvc/ita)