Otoritas Iran melaporkan telah berhasil menjinakkan sebanyak 30 bom yang direncanakan untuk diledakkan secara bersamaan di wilayah Teheran, ibu kota Iran. Sedikitnya 28 tersangka teroris yang diduga kuat terkait kelompok radikal Islamic State (ISIS) telah ditangkap otoritas Iran.
Seperti dilansir Reuters dan Alarabiya News, Senin (25/9/2023), informasi itu diungkapkan oleh kantor berita Iran Tasnim yang mengutip pernyataan Kementerian Intelijen Iran.
"Beberapa anggota di antaranya adalah anggota ISIS dan pelakunya memiliki riwayat berafiliasi dengan kelompok (ekstremis) di Suriah, Afghanistan, Pakistan dan wilayah Kurdistan di Irak," kata Kementerian Intelijen Iran dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut disebutkan oleh Kementerian Intelijen Iran bahwa rencana serangan itu bertujuan melemahkan keamanan di negara tersebut, menggambarkan Iran sebagai negara yang tidak stabil dan untuk menimbulkan ketakutan.
Menurut Teheran, serangan-serangan itu direncanakan untuk terjadi pada peringatan setahun unjuk rasa anti-rezim pemerintah Iran, yang dipicu oleh kematian wanita muda bernama Mahsa Amini.
Amini yang berusia 22 tahun dan seorang wanita Kurdi Iran, meninggal dunia pada 16 September 2022 usai ditahan polisi moral karena melanggar aturan hijab di Teheran.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Kematian Amini memicu unjuk rasa selama berbulan-bulan yang dengan cepat meningkat menjadi seruan menggulingkan rezim pemerintah Iran.
Sementara itu, ISIS telah mengklaim beberapa serangan di wilayah Iran, termasuk dua pengeboman mematikan tahun 2017 lalu yang menargetkan parlemen Teheran dan makam pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Baru-baru ini, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap tempat suci Syiah pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan sedikitnya 15 orang di kota Shiraz, Iran sebelah barat daya.