Kremlin secara terang-terangan menyebut kelelahan negara-negara Barat terhadap Ukraina 'akan meningkat'. Hal ini disampaikan saat masa depan bantuan militer dan finansial dari Amerika Serikat (AS) untuk Kyiv berada dalam ketidakpastian.
Seperti dilansir AFP, Selasa (3/10/2023), kompromi yang dicapai oleh Kongres AS pada akhir pekan demi menghindari penutupan pemerintahan, tidak menyertakan dana segar untuk Ukraina karena adanya pertentangan dari beberapa anggota garis keras Partai Republik.
"Kelelahan atas konflik ini -- kelelahan dari sponsor yang sepenuhnya absurd untuk rezim Kyiv -- akan meningkat di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat," sebut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam pernyataannya.
Dia menambahkan bahwa Washington akan tetap 'melanjutkan keterlibatannya dalam konflik ini'.
Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk 'tidak meninggalkan' Ukraina dalam upayanya meyakinkan Kyiv saat invasi Rusia memasuki bulan ke-20. Biden bahkan menegaskan AS tidak akan menghentikan bantuan untuk Ukraina apapun situasinya.
Sementara Moskow, sebut Peskov, sudah sejak lama memperhitungkan bahwa negara-negara Barat semakin lelah mendukung Kyiv dan memprediksi adanya perpecahan yang timbul dalam aliansi Barat.
"Kelelahan akan menyebabkan perpecahan pendirian politik," ucap Peskov.
Pernyataan Peskov ini disampaikan ketika para Menteri Luar Negeri (Menlu) dari negara-negara Uni Eropa menggelar pertemuan di Kyiv untuk menjanjikan dukungan bagi Ukraina, meskipun ada perbedaan pendapat di antara 27 anggota blok Eropa soal konflik tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Komandan Laut Hitam Rusia Muncul Setelah Kabar Dibunuh Ukraina':
(nvc/idh)