Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak memastikan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk mengerahkan tentara Inggris sebagai instruktur militer ke Ukraina. Hal ini bertentangan dengan komentar menteri pertahanannya bahwa dia ingin mulai melatih pasukan Ukraina di negara tersebut.
Hingga saat ini, Inggris dan sekutunya menghindari kehadiran militer formal di Ukraina untuk mengurangi risiko konflik langsung dengan Rusia.
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar The Sunday Telegraph, bahwa dia ingin mengerahkan instruktur militer ke Ukraina, selain melatih angkatan bersenjata Ukraina di Inggris atau negara-negara Barat lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jam setelah wawancara itu dipublikasikan, Sunak mengatakan tidak ada rencana dalam waktu dekat untuk mengirim pasukan Inggris ke Ukraina.
"Apa yang dikatakan Menteri Pertahanan adalah bahwa mungkin suatu hari nanti kami bisa melakukan beberapa pelatihan di Ukraina," kata Sunak kepada wartawan pada awal konferensi tahunan Partai Konservatif.
"Tetapi itu adalah sesuatu untuk jangka panjang, bukan untuk saat ini. Tidak ada tentara Inggris yang akan dikirim untuk berperang dalam konflik saat ini," tandas Sunak pada Minggu (1/10) waktu setempat, seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (2/10/2023).
Sebelumnya, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada hari Minggu (1/10) waktu setempat, mengatakan setiap tentara Inggris yang melatih pasukan Ukraina di Ukraina akan menjadi target sah bagi serangan pasukan Rusia.
Lihat Video 'Komandan Laut Hitam Rusia Muncul Setelah Kabar Dibunuh Ukraina':
Diketahui bahwa Inggris telah memberikan pelatihan militer selama lima minggu kepada sekitar 20.000 warga Ukraina selama setahun terakhir, dan bermaksud untuk melatih jumlah yang sama di masa depan.
Dalam wawancara dengan Sunday Telegraph, Shapps mengatakan ada ruang untuk menawarkan pelatihan militer di Ukraina setelah berdiskusi pada hari Jumat lalu dengan para pemimpin militer Inggris.
"Saya berbicara hari ini tentang kemungkinan membawa pelatihan tersebut lebih dekat dan benar-benar ke Ukraina juga," katanya seperti dikutip Sunday Telegraph. "Khususnya di wilayah barat negara itu, saya pikir peluangnya sekarang adalah membawa lebih banyak hal 'ke dalam negara itu'," tambahnya.