Pembunuhan Presiden Haiti, Perwira Militer Kolombia Mengaku Bersalah

Pembunuhan Presiden Haiti, Perwira Militer Kolombia Mengaku Bersalah

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 08 Sep 2023 12:24 WIB
FILE - In this Feb. 7, 2020, file photo, Haitis President Jovenel Moise speaks during an interview at his home in Petion-Ville, a suburb of Port-au-Prince, Haiti. Sources say Moise was assassinated at home, first lady hospitalized amid political instability. (AP Photo/Dieu Nalio Chery, File)
Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh tahun 2021 (Foto: AP Photo/Dieu Nalio Chery, File)
Jakarta -

Seorang pensiunan perwira militer Kolombia mengaku bersalah karena membantu merencanakan dan melakukan pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise di rumahnya pada Juli 2021.

German Rivera, juga dikenal sebagai Kolonel Mike, mengaku bersalah atas tiga dakwaan, yang dapat membuatnya dipenjara di Amerika Serikat seumur hidupnya. Demikian menurut berkas-berkas yang diajukan ke pengadilan federal di Florida, dikutip kantor berita AFP, Jumat (8/9/2023).

Jovenel yang berusia 53 tahun, ditembak mati pada 7 Juli 2021 di kediaman pribadinya di dekat Port-au-Prince, ibu kota Haiti, oleh kelompok sewaan yang terdiri dari sekitar 20 warga Kolombia yang terlatih secara militer. Pasukan pengawalnya tidak melakukan intervensi saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rivera, bersama beberapa orang lainnya, telah didakwa berdasarkan hukum AS karena rencana pembunuhan tersebut sebagian diorganisir di Florida, AS.

Pada bulan Februari, Jaksa AS, Markenzy Lapointe mengatakan bahwa yang mendasari serangan terhadap Jovenel adalah nafsu akan uang dan kekuasaan.

ADVERTISEMENT

Lapointe mengatakan bahwa dua manajer perusahaan keamanan Miami, CTU, menyusun rencana untuk menculik Moise dan menggantikannya dengan Christian Sanon, warga negara Haiti-Amerika yang ingin menjadi presiden negara Karibia tersebut.

Sebagai imbalan atas penggulingan Moise, mereka dijanjikan kontrak yang menguntungkan untuk membangun infrastruktur dan menyediakan pasukan keamanan dan peralatan militer di pemerintahan masa depan yang dipimpin oleh Sanon, yang juga didakwa di Amerika Serikat.

Plot tersebut pada awalnya bertujuan untuk menculik presiden Haiti tersebut, tetapi kemudian berkembang menjadi pembunuhan, menurut berkas pengadilan.

Simak juga 'Saat Banjir di Haiti Mengakibatkan 42 Orang Tewas-11 Hilang':

[Gambas:Video 20detik]



Pada bulan Juni lalu, anggota konspirasi lainnya, Rodolphe Jaar, warga Haiti-Chili, mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam memasok senjata untuk melakukan pembunuhan tersebut.

Haiti telah berada dalam kekacauan sejak pembunuhan Jovenel.

Geng-geng menguasai sekitar 80 persen ibu kota Haiti. Rentetan kejahatan dengan kekerasan seperti penculikan untuk mendapatkan uang tebusan, perampokan bersenjata, dan pembajakan mobil terus meningkat di negara Karibia yang miskin tersebut.

Pekan lalu, pejabat tinggi PBB untuk urusan kemanusiaan, Martin Griffiths, mengecam "kebrutalan ekstrem" kekerasan terkait geng di negara Karibia tersebut. "Pembantaian ini harus dihentikan," tulis Griffiths di Twitter yang kini berganti nama menjadi X.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads