Zelensky Minta Hak Veto Rusia di PBB Dicabut, Ini Kata Menlu Lavrov

Zelensky Minta Hak Veto Rusia di PBB Dicabut, Ini Kata Menlu Lavrov

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 21 Sep 2023 17:18 WIB
NEW YORK, NEW YORK - SEPTEMBER 20: Russian foreign minister Sergey Lavrov speaks at a U.N. Security Council meeting during the United Nations General Assembly (UNGA) on September 20, 2023 in New York City. During the meeting, President of Ukraine Volodymyr Zelensky called on the UNSC to broaden its membership and remove Russias veto power on the Security Council.   Spencer Platt/Getty Images/AFP (Photo by SPENCER PLATT / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Menlu Rusia Sergei Lavrov saat menghadiri forum Dewan Keamanan PBB (Getty Images via AFP/SPENCER PLATT)
New York -

Rusia menanggapi seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar hak veto Moskow dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dicabut. Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov menegaskan hak veto yang dimiliki Rusia merupakan 'alat yang sah' dalam hubungan internasional.

Seperti dilansir AFP, Kamis (21/9/2023), Lavrov yang menghadiri forum Dewan Keamanan PBB pada Rabu (20/9) setelah Zelensky pergi meninggalkan ruangan, mencemooh gagasan dicabutnya hak veto Rusia dan menggambarkannya sebagai cara untuk mengendalikan kekuatan Barat.

"Penggunaan veto adalah alat yang sah sebagaimana tercantum dalam Piagam (PBB) dengan tujuan mencegah keputusan yang dapat menyebabkan perpecahan organisasi," tegas Lavrov dalam tanggapannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidatonya di hadapan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam forum yang sama, Lavrov menuduh Barat memicu perselisihan internal di Ukraina selama bertahun-tahun, mempersenjatai Kyiv dan mendorong negara itu ke arah konflik militer melawan Rusia.

"Prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri telah diinjak-injak berkali-kali," sebut Lavrov.

ADVERTISEMENT

Lavrov juga menyatakan Rusia terbuka untuk merundingkan jalan keluar dari krisis Ukraina dan mengecam Zelensky, yang berupaya merebut kembali wilayah-wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, karena tidak melakukan perundingan.

"Ketika menyangkut perundingan, kami tidak menolak untuk melakukan perundingan. Tetapi saya ingin mengingatkan Menteri Luar Negeri yang terhormat bahwa Presiden Zelensky telah menandatangani dekrit yang melarang perundingan dengan pemerintahan (Presiden Vladimir) Putin," tuduhnya.

Lihat juga Video 'Zelensky Yakin Kalahkan Rusia Usai Terima Bantuan Jet Tempur F-16':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

"Jika Amerika Serikat sangat tertarik pada hal tersebut, saya pikir tidak akan sulit untuk memberikan perintah kepada Zelensky untuk mencabut dekrit tersebut," cetus Lavrov saat berbicara di hadapan Blinken.

Lebih lanjut, Lavrov menuduh bahwa penolakan negara-negara Barat untuk menjalin hubungan yang setara dengan Rusia selama bertahun-tahun telah menyebabkan krisis yang terjadi di Ukraina saat ini.

"Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya tidak ingin melakukan dialog setara dengan siapa pun. Negara-negara Barat pada level genetik menolak segala bentuk kerja sama yang setara," sebutnya.

Lavrov dan Blinken terakhir bertemu sebelum perang terjadi di Ukraina, dan keduanya menghindari pertemuan sejak invasi dilancarkan Rusia. Diperkirakan tidak akan ada pembicaraan yang dilakukan keduanya di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB yang digelar di New York pekan ini.

Halaman 3 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads