Maroko dilanda kenestapaan usai diguncang gempa. Korban tewas mencapai ribuan, namun bantuan masih kurang.
Dilansir Reuters, Senin (11/9/2023), gempa dengan magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat. Gempa itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam enam dekade terakhir.
Usai diguncang gempa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan melukai ribuan warga lainnya, korban selamat masih harus berjuang mencari makanan, air dan tempat berlindung sendiri.
Cari Bantuan Sendiri
Banyak korban selamat yang terpaksa menghabiskan malam ketiga usai gempa melanda di area-area terbuka. Para petugas penyalur bantuan juga menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terdampak parah gempa, terutama di area High Atlas yang merupakan pegunungan terjal dengan banyak permukiman terpencil yang hancur.
Otoritas Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima bantuan dari negara-negara lainnya. Pemerintah Maroko akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.
Di wilayah Moulay Brahim, sebuah desa berjarak 40 kilometer dari selatan Marrakesh, warga setempat menceritakan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan dengan tangan kosong. Yassin Noumghar (36), seorang warga lokal, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, makanan dan aliran listrik.
Dia mengatakan sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan pemerintah. Dia berharap pemerintah bisa bergerak lebih cepat untuk menyalurkan bantuan.
"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ucapnya.
Beberapa saat kemudian, karung-karung berisi pasokan makanan diturunkan dari sebuah truk, yang menurut pejabat setempat Mouhamad al-Hayyan, diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.
Tentara-tentara Maroko juga dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda-tenda untuk orang-orang yang kehilangan rumah akibat gempa. Namun dengan sebagian besar toko rusak atau tutup, warga korban gempa kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
"Kami masih menunggu tenda. Kami tidak memiliki apa-apa," ujar salah satu warga setempat, Mohammed Nejjar. Dia kini berlindung di tempat penampungan sementara yang dibangun dari potongan-potongan kayu.
"Saya mendapatkan sedikit makanan yang ditawarkan oleh seorang pria, tapi itu sejak gempa terjadi. Anda tidak bisa melihat satu toko pun yang buka di sini dan orang-orang takut untuk masuk ke dalam karena khawatir atapnya runtuh," ucapnya.
Rumah-rumah warga di Maroko banyak yang dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok. Struktur bangunan itu diduga mudah runtuh akibat gempa M 6,8 yang tercatat sebagai paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 saat terjadi gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya 12.000 orang.
Maroko telah menetapkan masa berkabung selama tiga hari dan Raja Mohammed VI menyerukan salat jenazah digelar di masjid-masjid di berbagai wilayah negara itu.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Detik-detik Pernikahan di Maroko Berubah Jadi Kepanikan Akibat Gempa':
(haf/haf)