Nestapa Maroko Usai Diguncang Gempa: Korban Ribuan dan Minim Bantuan

Nestapa Maroko Usai Diguncang Gempa: Korban Ribuan dan Minim Bantuan

Haris Fadhil - detikNews
Selasa, 12 Sep 2023 06:38 WIB
Banyak warga yang masih terjebak di reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Maroko, Minggu (10/9). Tim SAR pun berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban yang terperangkap.
Reruntuhan bangunan akibat gempa Maroko (Foto: Reuters/Abdelhak Balhaki)
Marrakesh -

Maroko dilanda kenestapaan usai diguncang gempa. Korban tewas mencapai ribuan, namun bantuan masih kurang.

Dilansir Reuters, Senin (11/9/2023), gempa dengan magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat. Gempa itu tercatat sebagai yang paling mematikan dalam enam dekade terakhir.

Usai diguncang gempa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang dan melukai ribuan warga lainnya, korban selamat masih harus berjuang mencari makanan, air dan tempat berlindung sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cari Bantuan Sendiri

Banyak korban selamat yang terpaksa menghabiskan malam ketiga usai gempa melanda di area-area terbuka. Para petugas penyalur bantuan juga menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terdampak parah gempa, terutama di area High Atlas yang merupakan pegunungan terjal dengan banyak permukiman terpencil yang hancur.

Otoritas Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima bantuan dari negara-negara lainnya. Pemerintah Maroko akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.

ADVERTISEMENT

Di wilayah Moulay Brahim, sebuah desa berjarak 40 kilometer dari selatan Marrakesh, warga setempat menceritakan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan dengan tangan kosong. Yassin Noumghar (36), seorang warga lokal, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, makanan dan aliran listrik.

Dia mengatakan sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan pemerintah. Dia berharap pemerintah bisa bergerak lebih cepat untuk menyalurkan bantuan.

"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ucapnya.

Beberapa saat kemudian, karung-karung berisi pasokan makanan diturunkan dari sebuah truk, yang menurut pejabat setempat Mouhamad al-Hayyan, diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.

Tentara-tentara Maroko juga dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda-tenda untuk orang-orang yang kehilangan rumah akibat gempa. Namun dengan sebagian besar toko rusak atau tutup, warga korban gempa kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari.

"Kami masih menunggu tenda. Kami tidak memiliki apa-apa," ujar salah satu warga setempat, Mohammed Nejjar. Dia kini berlindung di tempat penampungan sementara yang dibangun dari potongan-potongan kayu.

"Saya mendapatkan sedikit makanan yang ditawarkan oleh seorang pria, tapi itu sejak gempa terjadi. Anda tidak bisa melihat satu toko pun yang buka di sini dan orang-orang takut untuk masuk ke dalam karena khawatir atapnya runtuh," ucapnya.

Rumah-rumah warga di Maroko banyak yang dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok. Struktur bangunan itu diduga mudah runtuh akibat gempa M 6,8 yang tercatat sebagai paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 saat terjadi gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya 12.000 orang.

Maroko telah menetapkan masa berkabung selama tiga hari dan Raja Mohammed VI menyerukan salat jenazah digelar di masjid-masjid di berbagai wilayah negara itu.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Detik-detik Pernikahan di Maroko Berubah Jadi Kepanikan Akibat Gempa':

[Gambas:Video 20detik]



Warga Cari Orang Tua yang Hilang

Warga yang selamat pun terus mencari orang tua mereka yang diduga tertimbun reruntuhan. Warga juga kesulitan karena banyaknya jalan yang tertutup batu besar.

"Masih banyak orang yang tertimbun reruntuhan. Orang-orang masih mencari orang tuanya," kata seorang warga di kawasan Asni, Adeeni Mustafa.

"Ada banyak jalan yang ditutup," tambahnya.

Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu

Dilansir BBC, otoritas Maroko terus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa. Petugas juga terus berupaya memasok bantuan ke daerah-daerah terpencil.

Selain petugas, penduduk desa juga terus menggali dengan tangan dan sekop untuk menemukan korban yang diduga selamat di bawah reruntuhan. Sementara, tim penolong kesulitan membawa peralatan berat karena jalan yang terputus.

Peralatan berat juga diperlukan untuk menyiapkan kuburan bagi ribuan orang yang meninggal akibat gempa tersebut. Kini, warga Maroko mengeluh sudah 'tidak punya apa-apa lagi'.

"Warga kelaparan. Anak-anak butuh air. Mereka butuh bantuan," ujar salah satu warga.

Kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia Unesco, juga mengalami kerusakan. Unit perlindungan sipil telah dikerahkan untuk meningkatkan stok bank darah, air, makanan, tenda dan selimut.

Namun, mereka mengakui bahwa beberapa daerah yang terkena dampak paling parah sangatlah terpencil sehingga tidak mungkin menjangkau mereka beberapa jam setelah gempa. Padahal, waktu tersebut merupakan periode paling krusial bagi banyak korban luka-luka.

Bebatuan yang longsor telah memblokir sebagian jalan - yang tidak dirawat dengan baik - menuju pegunungan Atlas, lokasi di mana banyak daerah yang terdampak paling parah. Banyak bangunan hancur menjadi puing-puing di kota kecil Amizmiz, di sebuah lembah di pegunungan sekitar 55 km selatan Marrakesh.

Rumah sakit setempat kosong dan dianggap tidak aman untuk dimasuki. Para pasien malah dirawat di tenda-tenda di halaman rumah sakit dan para staf kesehatan kewalahan. Seorang pejabat rumah sakit, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan sekitar 100 jenazah dibawa ke sana pada Sabtu (9/9).

"Saya menangis karena banyak sekali orang yang meninggal, terutama anak-anak kecil. Sejak gempa saya belum tidur. Tak satu pun dari kami yang tidur," ujarnya.

Di luar rumah sakit, jalanan dipenuhi puing-puing bangunan yang hancur, lalu lintas yang padat, dan korban jiwa akibat gempa. Seorang perempuan meratap sedih dan dipeluk oleh orang-orang di sekitarnya. Ada pula ibu baru melahirkan yang harus mengungsi di tenda bersama bayinya.

Terdapat lebih banyak tenda di pinggir jalan untuk orang-orang yang kehilangan tempat tinggal, namun tidak semua orang memilikinya. Puluhan orang tampak tidur di atas permadani yang diletakkan di tanah di lapangan terbuka.

Abdelkarim Brouri (63) menjadi salah satu dari mereka yang rumahnya sebagian runtuh dan tidak ada yang bisa melindunginya dari terpaan cuaca buruk. Dia berharap bantuan.

"Kami menggunakan selimut untuk membuat tenda. Tenda yang dibagikan pemerintah tidak cukup," kata Ali Ait Youssef, warga Amizmiz lainnya.

Di desa terdekat, gundukan kuburan yang ditutupi tongkat dan bebatuan menandai sekitar 100 orang warga yang meninggal. Para penggali kubur bersiap-siap karena penduduk setempat mengatakan belum ada bantuan pemerintah, sehingga mereka harus mencari dan menguburkan sendiri korban meninggal.

Korban Tewas Lebih dari 2.000 Orang

Dilansir Reuters, Senin (11/9/2023), tim penyelamat masih berusaha menemukan korban selamat di reruntuhan lebih dari 48 jam. Tim pencari dari Spanyol, Inggris dan Qatar bekerja sama dalam upaya menemukan korban selamat dari gempa dengan magnitudo 6,8 yang terjadi Jumat malam di 72 km barat daya Marrakesh.

Dilansir AFP, Selasa (12/9), Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Maroko menyatakan, setidaknya 2.862 orang tewas dalam gempa bumi terkuat yang melanda Maroko.

Sebanyak 2.562 orang lainnya terluka, kata kementerian itu, dan petugas penyelamat kini berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang selamat.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads