Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin mengecam rencana Amerika Serikat untuk memberikan peluru uranium kontroversial ke Ukraina. Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut rencana itu sebagai "berita buruk". Dia mengatakan bahwa tanggung jawab atas kemungkinan dampak seperti masalah kesehatan, berada di tangan Washington.
"Ini adalah berita yang sangat buruk," kata juru Peskov, dikutip kantor berita AFP, Kamis (7/9/2023). "Penggunaan peluru ini telah mengakibatkan peningkatan pesat dalam jumlah pasien kanker... Situasi yang sama pasti akan terjadi di wilayah-wilayah Ukraina di mana itu akan digunakan," imbuh jubir Putin tersebut.
"Tanggung jawab ada di tangan AS," cetusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dilaporkan, pemerintah Amerika Serikat untuk pertama kalinya akan mengirimkan amunisi uranium penembus kendaraan lapis baja ke Ukraina, sebagai bagian dari bantuan militer dan kemanusiaan senilai lebih dari US$1 miliar yang diumumkan oleh Washington pada Rabu (6/9) waktu setempat.
Peluru 120mm itu termasuk dalam perlengkapan militer senilai US$175 juta untuk Kyiv yang akan diambil dari persediaan AS. Amunisi kontroversial ini adalah untuk ditembakkan oleh tank M1 Abrams, yang diperkirakan akan dikirim ke Ukraina sebelum akhir tahun ini.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/9/2023), amunisi yang mengandung uranium terdeplesi (depleted uranium) itu masih menjadi kontroversi karena kaitannya dengan masalah kesehatan, seperti kanker dan cacat lahir di wilayah di mana amunisi tersebut digunakan dalam konflik di masa lalu. Meskipun amunisi tersebut belum terbukti secara pasti menyebabkan masalah itu.
Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, uranium terdeplesi digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstremnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar. Dengan demikian, uranium terdeplesi ini ideal untuk digunakan dalam amunisi yang dirancang untuk menargetkan tank-tank lapis baja.
Meskipun uranium terdeplesi bersifat radioaktif, namun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan uranium yang dihasilkan secara alami, meskipun partikel-partikelnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Putin sebelumnya telah memperingatkan bahwa dia akan menggunakan peluru uranium terdeplesi jika Ukraina menerima amunisi tersebut.