Pemerintah Prancis mulai memberlakukan larangan pemakaian abaya di sekolah-sekolah pada Senin (4/9) waktu setempat, saat anak-anak di negara itu kembali masuk sekolah. Larangan abaya itu berlaku untuk para siswi Muslim yang mengenyam pendidikan di ratusan sekolah yang terdampak di negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (5/9/2023), pemerintah Prancis bulan lalu mengumumkan larangan abaya di sekolah, dengan menyebut hal itu melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan di negara itu. Aturan itu sudah melarang pemakaian hijab di sekolah, karena dianggap sebagai bentuk afiliasi keagamaan.
Langkah tersebut membuat senang kelompok sayap kanan, namun kelompok sayap kiri berpendapat bahwa langkah semacam itu merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.
"Semuanya berjalan baik pagi ini. Tidak ada insiden untuk saat ini, kami akan terus waspada sepanjang hari agar para siswa memahami arti dari aturan ini," ucap Perdana Menteri (PM) Prancis Elisabeth Borne saat mengunjungi salah satu sekolah di Prancis bagian utara.
Tapi dia menambahkan bahwa ada 'sejumlah' sekolah di mana siswi-siswinya tiba dengan mengenakan abaya.
"Beberapa remaja putri setuju untuk mencopotnya. Bagi remaja-remaja lainnya, kami akan berdiskusi dengan mereka, dan menggunakan pendekatan pendidikan untuk menjelaskan bahwa ada undang-undang yang diterapkan," ujar Borne dalam pernyataannya.
Kelompok sayap kini menuduh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron, yang beraliran sentris, berupaya menerapkan larangan abaya untuk bersaing dengan Partai Nasional yang beraliran sayap kanan dan dipimpin Marine Le Pen.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Saat Menara Eiffel Digegerkan Ancaman Bom, Pengunjung Dievakuasi':
(nvc/ita)