Ribuan tentara Indonesia dan Amerika Serikat memulai latihan bersama selama dua minggu, bergabung dengan sekutu-sekutu dari lima negara. Latihan yang dimulai pada Kamis (31/8) ini bertujuan untuk memastikan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.
AS dan sekutu-sekutunya di Asia telah menyatakan keprihatinan yang semakin besar mengenai meningkatnya ketegasan China di Pasifik, namun Washington mengatakan bahwa latihan tersebut tidak ditujukan pada negara mana pun.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (31/8/2023), latihan tahunan yang dikenal sebagai Super Garuda Shield ini dimulai di Baluran, Jawa Timur, dengan lebih dari 2.000 tentara Amerika ikut serta. Sementara TNI mengatakan pihaknya mengerahkan 2.800 tentara untuk mengikuti latihan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Super Garuda Shield 2023 merupakan kelanjutan dari kesuksesan luar biasa tahun lalu," kata Jenderal Charles Flynn, panglima Angkatan Darat AS di Pasifik, dalam sebuah pernyataan.
"Latihan gabungan multinasional ini menunjukkan komitmen kolektif dan kesatuan pemikiran kita, memungkinkan terciptanya Indo-Pasifik yang stabil, aman, dan lebih damai, bebas, dan terbuka," imbuhnya.
Latihan selama dua minggu ini akan diadakan di beberapa lokasi pelatihan di Jawa Timur dan diikuti oleh peserta dari Australia, Jepang, Singapura, Prancis dan Inggris.
Pelatihan akan mencakup pertukaran akademisi ahli dan lokakarya pengembangan profesional, simulasi komando dan kontrol, latihan amfibi, operasi lintas udara, dan simulasi perebutan lapangan terbang.
Juga akan ada pelatihan lapangan gabungan yang diakhiri dengan acara tembak-menembak, kata kedutaan AS dalam sebuah pernyataan.
Latihan tahun lalu diadakan setelah Beijing melancarkan latihan perang yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Taiwan, yang diklaimnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Brasil, Kanada, Jerman, India, Malaysia, Belanda, Filipina, Korea Selatan, Selandia Baru, Timor Timur, Brunei dan Papua Nugini berpartisipasi dalam latihan ini sebagai negara pengamat.