Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia di Beirut, Lebanon, dilempari bom molotov. Insiden ini terjadi di tengah kemarahan publik, terutama umat Muslim sedunia, atas praktik penodaan Al-Qur'an yang marak di Swedia beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/8/2023), tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden itu, dengan bom molotov yang dilempar dilaporkan tidak meledak. Pelaku berhasil melarikan diri usai melakukan aksinya.
"Kami mengonfirmasi bahwa ada bom molotov yang dilemparkan ke bagian depan gedung kedutaan kami tadi malam, yang tidak meledak," tutur seorang sumber diplomatik pada Kedubes Swedia, yang enggan disebut namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelakunya berhasil melarikan diri," imbuh sumber tersebut.
Ketegangan semakin meningkat antara Swedia dan negara-negara mayoritas Muslim, menyusul serangkaian unjuk rasa yang melibatkan aksi penodaan Al-Qur'an di Stockholm, termasuk membakar kitab suci agama Islam itu.
Aksi memprotes pembakaran Al-Qur'an itu juga terjadi di Lebanon, dengan unjuk rasa digelar di luar masjid-masjid setempat. Pemimpin kelompok Muslim Syiah pro-Iran yang berpengaruh di Lebanon telah menyerukan agar Duta Besar Swedia diusir dari negara tersebut.
Pasukan keamanan Lebanon telah memperkuat langkah-langkah di sekitar kedutaan yang ada di pusat kota Beirut karena mengkhawatirkan adanya serangan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam tanggapannya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Swedia Tobias Billstrom mengatakan bahwa 'sangat beruntung tidak ada yang terluka' dalam serangan yang terjadi pada Rabu (9/8) waktu setempat. Dia menyatakan semua staf kedutaan dalam keadaan selamat.
"Insiden tersebut saat ini sedang diselidiki," ucap Billstrom dalam pernyataannya pada Kamis (10/8) waktu setempat.
"Otoritas Lebanon memiliki kewajiban berdasarkan Konvensi Wina untuk melindungi misi diplomatik," tegasnya.
Akhir bulan lalu, dua pria asal Irak membakar Al-Qur'an di luar gedung parlemen di Stockholm. Aksi serupa yang marak dalam beberapa pekan terakhir telah menuai kecaman luas.
Salwan Momika dan Salwan Najem, nama dua pria asal Irak yang tinggal di Swedia, bahkan menginjak-injak Al-Qur'an sebelum membakar beberapa halamannya. Keduanya melakukan aksi serupa di luar masjid utama di Stockholm pada Juni lalu dan di luar Kedutaan Besar Irak di ibu kota Swedia pada 20 Juli lalu.
Memprotes aksi itu, para demonstran Irak menyerang Kedutaan Swedia di Baghdad sebanyak dua kali dan melakukan pembakaran di dalam kompleks misi diplomatik tersebut pada penyerangan kedua.