Alexei Navalny, pengkritik paling terkemuka untuk Presiden Rusia Vladimir Putin, kembali dijatuhi hukuman saat dirinya masih mendekam di penjara. Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman 19 tahun penjara terhadap Navalny atas dakwaan ekstremisme.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (5/8/2023), Navalny yang juga pemimpin oposisi Rusia ini menyebut hukuman terbaru itu sebagai upaya Kremlin untuk menghilangkan 'tekad melawan' dari rakyat biasa di negara tersebut.
Hukuman berat terhadap Navalny itu memicu unjuk rasa besar-besaran terhadap Putin dan dijatuhkan saat marak tindakan keras terhadap orang-orang yang berbeda pendapat ketika invasi Moskow ke Ukraina memasuki tahun kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan via Facebook, Navalny menyerukan warga Rusia untuk terus melawan.
"Mereka ingin menakut-nakuti Anda, bukan saya, dan menghilangkan tekad Anda untuk melawan," sebutnya.
"Anda dipaksa untuk menyerahkan Rusia Anda tanpa perlawanan kepada sekelompok pengkhianat, pencuri, dan b****n yang telah merebut kekuasaan. Jangan kehilangan tekad untuk melawan," tegas Navalny dalam pernyataannya.
Vonis 19 tahun penjara itu akan dijalani Navalny di koloni hukuman 'rezim khusus', yang merupakan penjara dengan kondisi kurungan paling ketat yang diperuntukkan bagi para pelaku kriminal terburuk di Rusia, termasuk teroris dan pembunuh berantai.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Wartawan AFP yang menonton persidangan di pusat pers di penjara yang ditempati Navalny melaporkan bahwa politisi berusia 47 tahun itu terlihat santai, meskipun kondisinya sangat kurus. Dia tersenyum ketika hakim membacakan putusan dan sempat memeluk terdakwa lainnya sebelum transmisi live streaming sidang itu terputus.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, menuturkan kepada AFP bahwa hukuman terbaru itu akan menambah panjang hukuman yang diterima Navalny, yang telah menjalani masa hukuman 2,5 tahun penjara dan masa tahanan rumah selama 10 tahun tahun 2014-2015 lalu.
"Jumlah tahun dalam hukuman itu tidak masalah. Saya sangat memahami bahwa, seperti kebanyakan tahanan politik, saya menjalani hukuman penjara seumur hidup. Di mana hidup diukur dengan lamanya hidup saya atau lamanya umur rezim ini," sebut Navalny dalam pernyataannya.
Dia ditangkap dan dipenjara sejak tahun 2021 setelah tiba di Moskow usai pulang dari Jerman, di mana dia berhasil pulih dari serangan racun yang dituduhkannya kepada Kremlin, yang memicu kecaman internasional.