Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang dikenal sebagai pengkritik Kremlin diduga kembali diracun selama mendekam di dalam penjara. Navalny yang tengah mendekam di penjara Rusia ini dilaporkan sedang berjuang menghadapi sakit perut yang parah yang diduga pertanda semacam racun yang bekerja lambat.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (14/4/2023), juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengungkapkan bahwa ambulans dipanggil untuk membawa Navalny pada Jumat (7/4) hingga Sabtu (8/4) pekan lalu dari penjara koloni IK-6 dengan pengamanan ketat di Melekhovo, yang berjarak sekitar 250 kilometer di sebelah timur Moskow.
Dituturkan Yarmysh kepada Reuters pada Kamis (13/4) waktu setempat bahwa Navalny mengalami sakit perut yang parah dan tidak bisa mengonsumsi makanan di dalam penjara yang disediakan untuknya, karena itu justru membuat sakit perutnya semakin parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi semakin buruk setelah sejak Senin (10/4) waktu setempat, Navalny dilarang membeli makanan alternatif.
"Dia tidak makan apapun karena dia dilarang menerima bingkisan berisi makanan atau membeli makanan di toko penjara dan makanan yang disediakan oleh otoritas penjara untuknya justru memperburuk sakit perutnya," tutur Yarmysh.
"Kondisi kesehatannya tidak baik," ucapnya.
Situasi dan kondisi yang dialami Navalny di dalam penjara memicu kecurigaan bahwa pengkritik tajam Presiden Vladimir Putin itu kemungkinan kembali diracun.
"Kami tidak dapat mengesampingkan kecurigaan bahwa dia sedang diracun, tidak dalam dosis besar seperti sebelumnya, tapi dalam dosis kecil agar dia tidak langsung tewas, tapi agar dia menderita dan merusak kesehatannya," sebut Yarmysh dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Tahun 2020 lalu, Navalny berhasil selamat dari upaya pembunuhan dirinya dengan racun. Dia tiba-tiba jatuh sakit dalam penerbangan di Siberia dan hasil uji laboratorium menentukan ada racun agen saraf di dalam tubuhnya.
Saat itu, Navalny menuduh pemerintah Rusia berupaya membunuh dirinya. Tuduhan itu dibantah mentah-mentah oleh Moskow.
Navalny menjalani perawatan medis cukup lama di Jerman, sebelum kembali ke Rusia secara sukarela tahun 2021 lalu dan akhirnya ditangkap kemudian dijebloskan ke dalam penjara oleh Kremlin.
Lebih lanjut, Yarmysh menyatakan tidak ada bukti yang jelas soal teori Navalny kembali diracun itu. Namun dijelaskan Yarmysh bahwa Navalny belum pernah mengalami sakit perut seperti itu sebelumnya.
Yarmysh mengakui dirinya takut dengan kondisi Navalny karena hampir tidak ada komunikasi dengannya dan dia tidak mendapatkan perawatan medis yang layak di dalam penjara. Bahkan obat-obatan yang dikirimkan ibunda Navalny ke penjara malah dikembalikan kepada pengirimnya.
Saat ditanya soal dugaan Navalny diracun kembali, Kremlin menyatakan pihaknya tidak memantau kondisi kesehatannya dan menyatakan hal tersebut merupakan urusan lembaga pemasyarakatan federal.
Lembaga pemasyarakatan yang dimaksud belum memberikan komentar saat dihubungi oleh Reuters. Namun sebelumnya, lembaga pemasyarakatan itu membantah tuduhan para sipir penjara memperlakukan Navalny dengan tidak baik dan menegaskan dia selalu mendapatkan perawatan medis saat dibutuhkan.