Presiden Tunisia Kais Saied tiba-tiba memecat Perdana Menteri (PM) Najla Bouden, wanita pertama yang memimpin pemerintahan di negara Afrika Utara tersebut. Alasan pemecatan Bouden misterius karena tidak diungkapkan secara jelas ke publik.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/8/2023), pemecatan Bouden itu diumumkan dalam video yang dirilis oleh kantor kepresidenan Tunisia pada Selasa (1/8) malam waktu setempat. Diketahui juga dalam video itu bahwa Saied telah menunjuk pengganti Bouden, yaitu Ahmed Hachani.
Menurut profil Facebook miliknya, Hachani bekerja di Bank Sentral Tunisia dan pernah kuliah jurusan hukum di Universitas Tunis, yang diketahui menjadi tempat Saied mengajar sebagai dosen.
Video yang dirilis kantor kepresidenan juga menunjukkan bahwa kepala pemerintahan yang baru di Tunisia, yang sosoknya tidak diketahui oleh masyarakat umum, langsung dilantik di hadapan presiden.
Bouden diangkat oleh Saied pada 11 Oktober 2021, atau sekitar 2,5 bulan setelah Presiden Tunisia itu memberikan dirinya kekuasaan yang besar pada 25 Juli dengan memecat PM-nya pada saat itu dan membubarkan parlemen.
Sejak perebutan kekuasaan itu, Saied memerintah dengan dekrit.
Konstitusi yang telah diamandemen melalui referendum pada musim panas tahun 2022, sangat mengurangi kekuasaan parlemen dan memberikan kekuasaan tak terbatas untuk kantor kepresidenan Tunisia.
Lihat juga Video 'Warga Tunisia Keluhkan Panas Ekstrem: Belum Pernah Terjadi Sebelumnya':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)