Pemerintah Amerika Serikat mengaku belum mendapatkan informasi baru mengenai seorang tentara AS yang melintasi perbatasan dan masuk ke wilayah Korea Utara (Korut), dalam insiden aneh yang membingungkan pihak berwenang di Washington.
Para pejabat AS telah mengidentifikasi prajurit itu sebagai Prajurit Travis King yang bertugas di Angkatan Darat AS sejak Januari 2021. Dia memisahkan diri dari rombongan tur orientasi Korea Selatan di perbatasan desa gencatan senjata Panmunjon pada hari Selasa lalu, dan berlari melintasi perbatasan di mana diyakini dia telah ditahan oleh otoritas Korea Utara.
Sedikit yang diketahui tentang motif prajurit atau keadaannya saat ini di negara tertutup itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di sini di Departemen Luar Negeri, dan PBB, semuanya terus bekerja sama dalam masalah ini untuk memastikan informasi tentang keselamatan dan keberadaan Prajurit King," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/7/2023).
King, yang sebelumnya dalam proses dipulangkan ke Amerika Serikat karena masalah disipliner, entah bagaimana tiba di Panmunjon dan melintasi perbatasan "dengan sengaja dan tanpa izin", kata para pejabat AS.
Miller mengatakan Departemen Luar Negeri AS terus mengumpulkan informasi tentang kasus tersebut, tetapi tidak tahu apa-apa tentang kondisinya saat ini.
"Saya ingin memperjelas bahwa pemerintah telah dan akan terus bekerja aktif untuk memastikan keselamatannya dan memulangkannya ke keluarganya," ujar Miller.
Dia mengatakan Pentagon telah menghubungi kontak di militer Korea Utara untuk mendapatkan informasi tentang situasi King, tetapi belum ada tanggapan.
Simak Video: Tanda Tanya Nasib Tentara AS yang Kabur Masuk Wilayah Korut
Miller mengatakan Washington, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pyongyang, memiliki saluran lain untuk berkomunikasi.
Dia menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS sedang melibatkan mitra-mitra di Korea Selatan dan Swedia untuk mencari tahu informasi tentang King.
Media-media AS melaporkan bahwa King memisahkan diri di bandara saat dia dikawal pulang karena alasan disipliner.
Menurut polisi Korea Selatan, King telah menghabiskan sekitar dua bulan di penjara lokal atas tuduhan penyerangan, dan dibebaskan pada 10 Juli lalu.