Tanda Tanya Nasib Prajurit AS yang Hilang Usai Nyelonong ke Korea Utara

Tanda Tanya Nasib Prajurit AS yang Hilang Usai Nyelonong ke Korea Utara

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 19 Jul 2023 20:10 WIB
A North Korea flag flutters next to concertina wire at the North Korean embassy in Kuala Lumpur, Malaysia March 9, 2017. REUTERS/Edgar Su
Ilustrasi Korea Utara (Foto: REUTERS/Edgar Su)

Tindakan King melintasi perbatasan diduga sudah direncanakan sebelumnya. Pembawa acara podcast tentang Korut, Jacco Zwetsloot, yang bekerja di sebuah perusahaan wisata, pernah membawa tentara AS pada 2012 ke Wilayah Keamanan Bersama, atau JSA.

Dia berujar 'tidak mungkin orang ini dapat melarikan diri dari bandara tersebut pada hari itu dan memesan salah satu dari tur ini pada hari berikutnya'. Dia menyebut biasanya diperlukan waktu tiga hari untuk diizinkan melakukan salah satu perjalanan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anda harus mengirimkan nomor paspor dan ID militer Anda ke Komando PBB, yang mengoperasikan area tersebut. Saat saya memimpin tur, kami harus mengubah waktu penyelesaian dari 48 jam menjadi 72 jam karena terlalu banyak kesalahan," katanya.

Sejak pandemi, katanya, jauh lebih sulit untuk mengikuti tur ini. Mereka baru memulainya kembali baru-baru ini dan sepertinya hanya ada dua perusahaan yang menawarkan tur kepada orang asing. Untuk ikut tur itu, katanya, diperlukan penelitian dan perencanaan lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

Insiden yang Rumit bagi AS

Ketegangan yang meningkat baru-baru ini di semenanjung Korea telah menjadi prioritas kebijakan luar negeri Presiden AS Joe Biden. Insiden melibatkan King ini terjadi saat kapal selam rudal nuklir AS tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan.

Nah, unjuk kekuatan militer AS itu telah membuat murka Korea Utara. Sementara, AS melakukan aksi pamer kekuatan sebagai tanggapan AS terhadap lebih dari seratus uji coba rudal baru Korea Utara selama beberapa tahun terakhir.

Insiden prajurit AS ini berpotensi menjadi alat tawar-menawar baru untuk digunakan Korea Utara saat berhadapan dengan AS. Peristiwa warga AS ditahan di Korut sebenarnya sudah terjadi beberapa kali sejak 1996. Mereka termasuk turis, akademisi, dan jurnalis.

Pada Juli 2017, pemerintah AS melarang warga AS mengunjungi negara itu - sebuah langkah yang telah diperpanjang hingga setidaknya Agustus tahun ini. Pada 2018, Korea Utara membebaskan seorang mahasiswa Amerika, Otto Warmbier, yang dipenjara karena mencuri aksesoris hotel di negara itu. Dia kembali ke AS dalam keadaan koma dan kemudian meninggal.


(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads