Untuk pertama kalinya sejak tahun 1980-an, kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir Amerika Serikat (SSBN) berada di Korea Selatan (Korsel). Hal ini disampaikan seorang pejabat senior AS pada hari Selasa (18/7), ketika kedua sekutu itu meluncurkan pembicaraan untuk mengoordinasikan tanggapan jika terjadi perang nuklir dengan Korea Utara.
Dilansir Reuters dan Al-Arabiya, Selasa (18/7/2023), Koordinator Indo-Pasifik Gedung Putih Kurt Campbell mengonfirmasi kunjungan tersebut. Sebelumnya, rencana kunjungan tersebut telah diumumkan dalam deklarasi bersama selama pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden di Washington pada bulan April lalu.
"Saat kita berbicara ini, sebuah kapal selam nuklir Amerika berlabuh di Busan hari ini, itu adalah kunjungan pertama kapal selam nuklir Amerika dalam beberapa dekade," kata Campbell kepada wartawan dalam sebuah briefing di Seoul, Korsel pada Selasa (18/7), di mana dia menghadiri pembicaraan pertama Kelompok Konsultatif Nuklir (NCG) dengan para pejabat Korea Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kapal Induk AS Berlabuh di Bali, Ada Apa? |
Kelompok itu, yang bertujuan untuk mengoordinasikan tanggapan nuklir dengan lebih baik jika terjadi perang dengan Korea Utara, juga diumumkan saat pertemuan Biden dan Yoon pad April lalu.
Campbell mengatakan kunjungan kapal selam tersebut merupakan wujud komitmen AS terhadap pertahanan Korea Selatan.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Kim Tae-hyo, yang ikut memimpin pertemuan dengan Campbell, mengatakan bahwa pembicaraan tersebut cukup untuk memastikan Korea Selatan tidak perlu mengembangkan senjata nuklirnya sendiri.
Kim menambahkan, kedua belah pihak setuju untuk memfasilitasi pembagian informasi, koordinasi, dan perencanaan jika terjadi serangan nuklir Korea Utara, yang akan menghadapi tanggapan sekutu yang "luar biasa".
Simak juga 'Jepang Kutuk Peluncuran Rudal Terbaru Korut: Ancam Perdamaian':
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan kelompok konsultatif nuklir tersebut akan menjadi "titik awal" untuk membangun pencegahan yang kuat dan efektif terhadap Korea Utara.
"Melalui aliansi Korea Selatan-AS yang ditingkatkan ke paradigma baru berbasis nuklir, kita akan melakukan upaya substansial untuk secara fundamental memblokir ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," kata Yoon dalam briefing.
China dan Korea Utara telah mengkritik pembentukan kelompok itu karena semakin meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.