Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh negara-negara Barat membahayakan nyawa warga Ukraina sehingga mereka dapat menjual senjata ke Kyiv untuk digunakan dalam perangnya melawan Rusia.
"Negara-negara Barat telah mendorong rakyat Ukraina ke garis depan untuk memenuhi kantong perusahaan-perusahaan manufaktur senjata Amerika," kata Khamenei dalam pertemuan dengan para ulama senior dan mahasiswa di Teheran, ibu kota Iran pada Rabu (12/7) waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/7/2023), Khamenei menyebut motif "pemangsa" dan "kolonial" Barat telah mendorong warga Ukraina untuk berperang dan terbunuh guna melayani "kepentingan perusahaan produksi dan penjualan senjata Barat".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekutu-sekutu Barat Ukraina telah mengirimkan senjata senilai puluhan miliar dolar (euro) untuk membantu negara itu melawan invasi besar-besaran yang diluncurkan Rusia sejak Februari 2022.
Ukraina dan banyak sekutu Baratnya menuduh Iran mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan dalam konflik tersebut. Namun, tuduhan ini telah berulang kali dibantah oleh Teheran.
Pada hari Rabu (12/7), negara-negara G7 - Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat - berjanji untuk menawarkan dukungan militer "abadi" pada Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Baik Teheran dan Moskow berada di bawah sanksi internasional yang membatasi perdagangan, dan berusaha meningkatkan kerja sama di bidang-bidang utama untuk membantu menopang ekonomi mereka.
Amerika Serikat menuduh Teheran memasok Moskow dengan drone dan membantu Rusia membangun pabrik drone.
Pemerintah Iran membantah tuduhan itu. Bulan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani mengatakan bahwa "republik Islam itu tidak mendukung pihak mana pun dalam perang Ukraina".
"Kami membantah tuduhan apapun mengenai ekspor senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina," cetus Kanani.