AS Pasok Bom Cluster ke Ukraina, Rusia Ancam Lakukan Hal Ini!

AS Pasok Bom Cluster ke Ukraina, Rusia Ancam Lakukan Hal Ini!

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 12 Jul 2023 14:19 WIB
Russian Defence Minister Sergei Shoigu chairs a meeting with the leadership of the Armed Forces, in Moscow, Russia July 5, 2022. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Menhan Rusia Sergei Shoigu (dok. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)
Moskow -

Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu menegaskan bahwa negaranya akan terpaksa menggunakan senjata 'serupa' jika Amerika Serikat (AS) benar-benar memasok bom cluster atau curah ke Ukraina. Rencana Washington memasok bom cluster ke Kyiv itu menuai kecaman banyak pihak.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/7/2023), Pentagon mengumumkan pekan lalu soal rencana memasok Ukraina dengan bom cluster, senjata peledak yang biasanya melepaskan sejumlah besar bom-bom berukuran lebih kecil di wilayah yang luas. Bom cluster dilarang oleh lebih dari 120 negara, termasuk Inggris dan Jepang.

Shoigu, dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Rusia pada Selasa (11/7) waktu setempat, mengungkapkan bahwa Rusia memiliki bom cluster namun sejauh ini menahan diri untuk tidak menggunakannya dalam operasi militernya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun AS sebelumnya menuduh Rusia telah menggunakan bom curah di Ukraina dan menyebut bom curah yang digunakan Moskow itu memiliki tingkat kegagalan hingga 40 persen, yang berpotensi membuat medan pertempuran dipenuhi bom-bom yang tidak meledak.

Washington sendiri menjelaskan bahwa bom cluster yang akan dipasok ke Kyiv memiliki tingkat kegagalan kurang dari 2,35 persen. Dikhawatirkan bahwa bom-bom cluster yang tidak meledak akan memberikan ancaman bahaya bagi warga sipil hingga bertahun-tahun lamanya, bahkan usai konflik berakhir.

ADVERTISEMENT

"Jika Amerika Serikat memasok bom cluster ke Ukraina, Angkatan Bersenjata Rusia akan terpaksa menggunakan senjata serupa melawan Angkatan Bersenjata Ukraina sebagai responsnya," tegas Shoigu dalam pernyataannya.

"Perlu dicatat bahwa Rusia memiliki bom cluster yang beroperasi... untuk semua situasi... Bom cluster itu jauh lebih efektif daripada yang dimiliki Amerika," sebutnya.

Shoigu menambahkan bahwa militer Rusia sedang mengambil langkah-langkah untuk melindungi pasukannya dari senjata semacam itu.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'Dilarang 120 Negara, Rencana AS Pasok Bom Cluster ke Ukraina Dikritik':

[Gambas:Video 20detik]



Laporan Human Rights Watch (HRW) menyebut Moskow dan Kyiv telah menggunakan bom cluster dalam pertempuran selama 17 bulan terakhir di wilayah Ukraina, yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus'.

AS dan Rusia, serta Ukraina, belum menandatangani Konvensi Bom Cluster.

Para pejabat AS mengatakan pihaknya mengabulkan permintaan bom cluster dari Ukraina setelah negara itu kehabisan amunisi artileri reguler dan produksi yang dilakukan tidak akan memenuhi kebutuhannya. Kyiv diketahui sedang melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Moskow yang menduduki wilayahnya.

Sekutu-sekutu dekat AS, termasuk Inggris, Kanada dan Jerman, menegaskan sikap mereka menentang penggunaan bom cluster.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads