Bahaya Mematikan Bom Curah yang Dikirim AS ke Ukraina

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Selasa, 11 Jul 2023 22:05 WIB
Foto: DW (News)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) berencana mengirim bom curah ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan militer senilai US$800 juta untuk membantu negara itu melawan invasi Rusia. Namun banyak negara yang melarang penggunaan bom ini karena menimbulkan bahaya yang mematikan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada wartawan pada hari Jumat (07/07), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa senjata dan peralatan dalam paket bantuan baru ini "penting untuk memperkuat pasukan pemberani Ukraina di medan perang dan membantu mereka merebut kembali wilayah kedaulatan Ukraina dan membela warga mereka."

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menolak memasok senjata macam ini ke Ukraina. Berbicara di Wina, Austria, Baerbock mengatakan pemerintah Jerman mendukung Konvensi Oslo, yang dianggap sebagai tonggak sejarah dalam perang melawan bahan peledak yang kontroversial. Larangan internasional terhadap pemakaian bom curah mulai berlaku pada 2010.

Hingga saat ini, 110 negara telah bergabung dengan sebuah konvensi untuk melarang pemakaian bom ini dalam apa yang disebut Convention on Cluster Munitions. Ada pula 13 negara lainnya telah menandatangani tetapi belum meratifikasi konvensi tersebut, sehingga belum wajib mengimplementasikannya. Negara yang menandatangani berarti menyatakan berkomitmen untuk tidak memproduksi, menimbun, atau menggunakan senjata jenis ini.

Korban bom curah terbanyak dari Suriah

Beberapa negara terbesar di dunia, seperti Rusia, AS, Cina, India, Pakistan dan Ukraina belum menandatangani konvensi pelarangan tersebut.

Terlepas dari pengadopsian konvensi, proporsi korban bom curah telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, karena peningkatan penggunaan bom dan karena dampaknya terdokumentasi lebih baik. Tahun 2020, misalnya, setengah dari keseluruhan korban bom curah tercatat ada di Suriah.

Di negara ini bom curah telah digunakan sejak 2012. Para korban berjatuhan baik dari serangan langsung yang menggunakan bom curah maupun oleh komponen residu yang belum meledak.

Menurut organisasi hak asasi manusia, Human Rights Watch, pasukan Rusia telah "secara ekstensif menggunakan bom curah di Ukraina, membunuh banyak warga sipil dan menyebabkan kerusakan serius lainnya pada warga sipil," kata organisasi nonpemerintah ini.

Menyerahkan amunisi semacam itu ke Kyiv "pasti akan menyebabkan penderitaan jangka panjang bagi warga sipil," lanjut Human Rights Watch.

Namun beberapa pakar militer percaya bahwa bom curah dapat membantu Ukraina memukul mundur pasukan Rusia yang bersembunyi di parit-parit perlindungan.

Bahaya mirip ranjau darat

Bom curah dapat dijatuhkan sebagai bom dari pesawat terbang atau ditembakkan sebagai roket dari howitzer, senjata artileri, dan peluncur roket. Bom ini berisi ratusan submunisi yang lebih kecil, yang dikenal sebagai "bomblets", yang kemudian jatuh bebas secara acak di area luas yang ukurannya berkisar dari beberapa lapangan sepak bola hingga beberapa hektar. Dengan demikian, bom ini tidak hanya membunuh tentara, tetapi juga warga sipil, termasuk banyak anak-anak.

Amunisi semacam itu telah digunakan sejak Perang Dunia Kedua dan dikerahkan secara ekstensif dalam Perang Vietnam. Selama Perang Vietnam, AS menjatuhkan sekitar 260 juta bom curah hingga ke Laos, menjadikan Laos sebagai negara dengan tingkat kontaminasi bom curah tertinggi di dunia.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:




(fas/isa)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork