5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Senin, 10 Jul 2023 17:40 WIB
Cambodias Prime Minister Hun Sen attends the ASEAN summit held in Phnom Penh, Cambodia November 11, 2022. REUTERS/Cindy Liu/File Photo
PM Kamboja Hun Sen (Foto: REUTERS/Cindy Liu/File Photo)

Laporan KCNA itu juga menyinggung soal penggunaan pesawat dan drone pengintai oleh AS, dan menuduh Washington telah meningkatkan ketegangan dengan mengirimkan kapal selam nuklir ke dekat Semenanjung Korea.

"Tidak ada jaminan bahwa kecelakaan mengejutkan seperti jatuhnya pesawat pengintai strategis Angkatan udara AS tidak akan terjadi," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korut, yang tidak disebut namanya oleh KCNA, dalam peringatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

- Hilang Misterius Sejak Wagner Berontak, Jenderal Rusia Akhirnya Muncul!

ADVERTISEMENT

Jenderal top Rusia, Valery Gerasimov, akhirnya muncul ke publik setelah dilaporkan menghilang sejak tentara bayaran Wagner memberontak secara singkat pada akhir Juni lalu. Gerasimov terlihat menghadiri rapat jajaran pertahanan Rusia, pada Minggu (9/7), yang membahas laporan serangan rudal Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, Senin (10/7/2023), Kementerian Pertahanan Rusia merilis video yang menunjukkan Gerasimov sedang menghadiri rapat yang disebut digelar pada Minggu (9/7) waktu setempat itu. Dalam video itu, Gerasimov terlihat sedang mendengarkan laporan soal serangan rudal Ukraina.

Itu menjadi kemunculan perdana Gerasimov di depan umum sejak pemberontakan oleh tentara bayaran Wagner berlangsung pada 24 Juni lalu. Saat pemberontakan singkat itu, bos Wagner Yevgeny Prigozhin sempat menuntut agar Gerasimov diserahkan.

- PM Kamboja Ingatkan Ukraina Tak Gunakan Bom Cluster dari AS!

Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen, yang negaranya masih bergulat dengan sisa-sisa perang mematikan, mengingatkan Ukraina untuk tidak menggunakan bom cluster yang dilarang di 120 negara. Hal ini dilontarkan usai Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana memasok bom cluster ke Kyiv.

Seperti dilansir AFP, Senin (10/7/2023), kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional mengutuk keras keputusan Washington memasok bom cluster karena bahaya besar yang diberikannya jika tidak meledak, dan potensinya membahayakan warga sipil selama bertahun-tahun bahkan hingga konflik usai.

"Ini akan menjadi bahaya terbesar bagi Ukraina selama bertahun-tahun atau hingga seratus tahun, jika bom cluster digunakan di area-area yang diduduki Rusia di wilayah Ukraina," ujar Hun Sen dalam peringatannya.


(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads